2011/01/22

Sebuah Kisah Klasik untuk Masa Depan



Bersenang-senanglah Kar’na hari ini yang ‘kan kita rindukan Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah Kar’na waktu ini yang ‘kan kita banggakan di hari tua


Begitulah sepenggal lirik lagu yang dibawakan oleh sheila on 7. Mungkin cocok untuk menggambarkan kisah yang satu ini. Yup, selepas lulus kuliah, mungkin baru 2 minggu yang lalu bisa ketemu lagi dengan teman teman. Itupun karena saya resign. Kalau saya nggak resign mungkin kiamat baru bisa jalan jalan lagi kayak gini.

Seperti biasa acara diawali dengan menginap di rumah salah satu teman. Papa teman saya menyahut ketika melihat saya, "lama nggak keliatan, perasaan kok agak kurus ya?". Setelah dihajar kegiatan baru saya yang ekstrim, berat badan saya memang sedikit menyusut. Padahal makan saya tambah banyak. Super banyak. Mungkin 2 kali lipat dari porsi biasa.

Setelah ngobrol ngalor ngidul akhirnya kami pun bersiap tidur. Tidak sulit untuk bisa memejamkan mata, badan yang agak capek setelah menempuh 150 an km membuat saya langsung terlelap. Bahkan tidak sempat untuk bermimpi tentang besok, trip ke jatim park 1 dan 2.

Seperti halnya kebiasaan 200 juta penduduk indonesia yang lain, acara yang direncanakan pun molor. Agak siang baru berangkat. Sudah agak panas, namun ini jauh lebih baik dari pada hujan.
Lalu lintas juga sudah dipenuhi kendaraan yang berjubel. Heran. Perasaan dulu nggak seramai ini. Baru juga beberapa bulan, sudah tambah ramai saja. Perasaan sudah nggak enak ketika bertemu dengan deretan bus bus pariwisata. Jangan jangan tujuannya sama.

Ternyata memang benar. Parkiran sudah dipadati puluhan bus pariwisata. Ya sudahlah. Namanya juga tempat wisata. Pasti ramai. Langsung menuju loket. Seperti biasa saya nggak antri, sudah ada yang mengantrikan, hehe. Terima beres saja sambil foto foto.

Masuk ke lokasi saya segera menuju wahana favorit saya, toilet, hehe. Toilet pun ternyata ramai. Saya paling merasa aneh dengan toilet berdiri. Karena tidak ada sekatnya. Rasanya tidak lega karena bisa dilihat oleh orang lain. Yaah, walaupun yang melihat sejenis, dan sudah akrab dengan punya nya sendiri sendiri tetap saja merasa aneh. Saya harus menunggu sampai toilet sepi.

Legaa, saatnya untuk mencoba wahana yang sebenarnya. Nggak banyak yang dicoba. Cuma beberapa. Karena sudah siang, dan harus meneruskan perjalanan ke arena selanjutnya. Setelah sempat melihat lihat hamster dan kucing persia akhirnya kami menuju pintu keluar. "jaga selalu hatimu" dari seventeen mengalun kencang dari speaker saat kami melangkah keluar.

Untunglah, di arena selanjutnya, yaitu batu secret zoo, tidak terlalu ramai. Parkiran lengang. Setelah sholat kaki segera melangkah masuk. Di depan pintu masuk duduk duduk dulu sebentar menunggu anggota lain yang ke toilet (nggak tahu sudah berapa kali ke toilet). Saya ambil botol minuman dan minum beberapa teguk. Dari jauh mbak penjaga berteriak, "minumnya bawa masuk saja mas, nggak papa". Memang katanya minuman makanan tidak boleh di bawa masuk. Mungkin mbaknya kasihan dikiranya saya mau menghabiskan satu botol minuman itu sekaligus, hehe.

Batu secret zoo ini lumayan bagus. Saya nggak bisa ngitung berapa biaya yang dihabiskan untuk membuat tempat wisata semacam ini. Yang jelas tidak sedikit. Pembuatannya pun tidak setengah setengah. Megah dan tertata. Seperti namanya yang ada embel embel "zoo" nya, BSC ini memang kebun binatang. Walaupun banyak binatang, namun lokasi masih relatif bersih. Masih bisa menikmati dengan baik.

Selain kebun binatang juga ada museum satwa. Di sini pengunjung bisa melihat hewan yang diawetkan di dalam diorama yang diseting sesuai dengan habitat aslinya. Kasihan hewan hewan ini diawetkan dan dipajang. Namun, untuk keperluan edukasi mungkin tidak apa apa, asal jangan hanya demi mengeruk keuntungan saja semata.

Kaki sudah gempor. Area yang luas seakan akan tidak habis untuk dijelajahi. Memori 2 gb di kamera saya belum penuh, namun baterainya sudah KO, seperti baterai orangnya. Minta di charge lagi. Pulangnya mampir di alun alun batu untuk me recharge ulang batrei di warung warung kaki lima.

Hmm.. hari yang menyenangkan. Dan memang, hari hari seperti ini kelak akan dirindukan. Entah apa yang terjadi nanti. Entah bagaimana nasib kami nanti di masa depan. Yang jelas, sebuah kisah klasik telah tercipta.


0 comments: