2008/08/26

Membuat Sendiri Penghemat BBM Hidrogen Booster / Electrolizer / Hydrogen Reactor / Toples Brown Energy / Silahkan Dinamai Sendiri


Uh…ah….(posisi seperti habis bangun tidur) Akhirnya selesai juga membuat Hidrogen Booster nya! Hore….Ternyata nggak begitu sulit kok. Tenang aja…Saya akan bagi cara membuatnya. Terima kasih saya haturkan kepada para sumber yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu……atas petunjuknya sehingga saya berhasil membuat alat ini by my self. Saya akan mengikuti jejak saudara – saudara untuk lebih menyebarluaskan info pembuatan alat ini ( tentunya dengan beberapa improvisasi yang saya buat ) untuk membantu sedikit meringankan beban, di tengah harga BBM yang semakin mencekik. Juga terima kasih saya ucapkan kepada teman saya yang ikut membantu. Dan tak lupa maaf kepada ibunda tercinta yang dapur dan rumahnya saya acak acak selama pembuatan.( membayangkan mengucapkan terima kasih waktu menerima award..he..he..)

Saya berusaha untuk membuat ulasan ini sejelas – jelasnya. Namun apabila masih ada yang kurang jelas dan ada yang ingin ditanyakan, silahkan tulis komen / email di raiderobie@yahoo.co.id. Tapi jangan tanya proses kimia yang terjadi ya! Saya sendiri jg nggak tau! Saya hanya orang awam yang mau mencoba.

Alat & Bahan:

Tang

Gunting

Solder

Cutter

Selang bensin ( yang murah aja yang warna hitam, Rp 1000 an)

Kabel

Cable tie ( Rp 500 an )

Dioda bridge ( Rp 6000 an)

Sekring motor

Lampu

Selotip hitam

T akuarium ( Rp 250 an)

Lem besi / terserah yang penting kuat

Toples ( saya pake bekas nestle coffee mate) / terserah

Pengaris stainless steel ( yang 40 cm Rp 6000)

Dudukan botol minum sepeda ( Rp 10.000) / diikat pake kawat jg bisa

Bahan & alat di atas yang saya gunakan. Apabila sulit didapat / bisa diganti dengan bahan / alat lain yang lebih ekonomis monggo saja…..

Skema Hidrogen Booster

Langkah pertama, siapkan elektrodanya. Potong penggaris stainless membujur/memanjang, sehingga penggaris terbagi menjadi dua bagian. Untuk yang satu ini bisa pakai gerinda / minta bantuan tukang las. Bentuk / lekukkan potongan penggaris tadi sesuai skema di atas. Beri isolator diantara kedua bagian penggaris agar tidak saling menempel. Untuk isolator ini saya menggunakan potongan kecil selang dan kemudian saya lem. Ikat kedua bagian elektroda ( bahan pengikat dari isolator ) agar posisi tidak berubah.

Kemudian siapkan botol / toples yang digunakan. Buat tiga lubang pada tutup toples. 2 untuk kabel, 1 untuk T akuarium. Usahakan lubangnya tidak terlalu besar. Di pas saja ukurannya. Kabel yang saya gunakan kabel engkel ( bukan kabel serabut). Saya menggunakan kabel engkel karena ketika di lem besi sudah cukup kuat. Tidak perlu memakai baut. Buat juga lubang pada bejana kecil sebagai lubang kabel, udara, dan lubang keluar air yang masuk. Bejana kecil yang saya gunakan bekas takaran rinso matic. Ukurannya pas dengan mulut toples. Masukkan kabel dan T akuarium ke dalam lubang tersebut. Hubungkan kabel dengan elektroda. Pastikan dulu ketika dimasukkan ke dalam toples electroda menyentuh dasar, sehingga tidak menggantung. Lem dengan lem besi. Lebih jelas lihat skema di atas dan foto di bawah ini.

Isi toples dengan campuran air dan baking soda kira2 60% kapasitas toples. Baking soda yang dicampurkan kira2 1-2 sendok. Air yang digunakan sebaiknya air suling karena H2O murni. Bisa dibeli di apotik. Tapi karena malas belinya saya pake aqua saja.

Sekarang saatnya memasang alat ke motor!

Saya mengaplikasikan di Honda Tiger 2000 saya. Untuk jenis motor yang lain bisa di kira – kira sendiri. Prinsipnya sama saja. Silahkan simak skema di bawah.

Untuk mempermudah pemasangan sebaiknya tangki dilepas dulu. Kemudian pasang kabel sesuai skema di atas. Berikut foto2 nya:

Untuk tiger, kupas sedikit kabel kuning yang keluar dari mesin sebelah kiri, sambungkan ke dioda bridge.


Dioda bridge saya ikatkan ke rangka tengah.

Selang yang keluar dari botol disambung ke saluran antara karburator dan filter. Pasang ke bagian yang paling dekat dengan karburator.

Kalau sudah terpasang semua, nyalakan mesin. Setelah beberapa saat, RPM motor akan naik dengan sendirinya. Pertanda gas sudah masuk ke dalam ruang bakar. Asap knalpot yang menyengat per lahan2 hilang. Untuk menstabilkan RPM, kecilkan stasioner dengan memutar stasioner ( berwarna hitam bergerigi di samping karburator). Karena pengalaman sebelum saya kecilkan stasionernya ketika saya geber gasnya mbandang ( nggak mau turun).

Selesai!!Horee sudah jadi!!

Review alat ini:

Karena ini baru percobaan awal, alat yang saya buat memiliki beberapa kekurangan.

Botol terlalu besar, sehingga kurang efektif. Selain itu juga terlalu mencolok sehingga mengganggu penampilan. Beberapa kali saya ditanyai orang mengapa saya mengikat botol di situ. Mungkin disangkanya sudah agak nggak waras.

Kabel yang saya gunakan sewarna, jadi sering lupa mana +/-

Penghematan BBM ada, tetapi belum terlalu signifikan. Saya masih bingung campuran baking sodanya seberapa. Saya ingin lebih irit lagi. Rencananya mau nyoba KOH. Masih nyari.

Kelebihan yang sudah saya rasakan,

Tarikan lebih enak. Getaran mesin berkurang. Lebih nyaman dikendarai.

Penghematan BBM (walau masih sedikit)

Emisi yang lebih rendah. Saya memang tidak menggunakan alat uji emisi. Namun bisa dirasakan kok. Biasanya ketika motor dinyalakan di garasi sebentar saja sudah bikin nafas sesak. Setelah saya pakai alat ini bau menyengat dari knalpot hilang.

Satu hal, membuat alat ini mengsyikkan. Banyak hal yang bisa di coba – coba. Namun jangan lupakan keselamatan. Juga, siap – siap untuk membuat seisi rumah berantakan! Ke depan saya akan berusaha membuat yang lebih bagus lagi. Bisa lebih irit lagi.

Selamat mencoba. Cari sumber sebanyak banyaknya, dan lakukan inovasi. Jangan takut untuk mencoba dan jangan takut gagal.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat untuk anda.

Obiezone.blogspot.com

2008/08/24

Hydrogen Booster

Hydrogen Booster

Pingin………

Bermula dari tayangan selamat pagi Trans 7. Waktu itu dibahas mengenai alat penghemat BBM (Benar – Benar Mahal, he…he…). Si pembuat alat menerangkan bahwa alatnya bisa menghemat 30 – 50 %, bahkan kalau mesin disel bisa lebih. Lumayan juga kalau bisa bikin, buat tiger ku yang lumayan sering haus. Padahal alatnya cuma toples. Jadi penasaran.

Nama alatnya toples brown energy (kalau gak salah). Cara kerjanya dengan mengelektrolisis air + katalis (soda kue). Gas yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian dimasukkan ke ruang bakar. Katanya bisa membuat pembakaran di mesin menjadi lebih sempurna dan rendah emisi. Mengenai reaksi yang terjadi, saya kurang tahu, dan tidak mau tahu. Sebagai orang awam, saya lebih melihat kepada hasilnya saja. Bisa bikin irit, itu yang penting!

Tekad sudah bulat. Langkah awal bertanya ke embahnya informasi, mbah google. Langsung bermunculan semua info mengenai alat ini plus proses pembuatannya.

Belanja dimulai……….

Tunggu episode selanjutnya catatan eksperimen pembuatan alat ini!

Kumpulkan Bahan, Eksperimen 1!

Seisi rumah bingung karena cadangan toples buat suguhan kacang lebaran ku ubek – ubek. Akhirnya nemu toples Nescafe. Lumayan untuk percobaan awal. Ternyata sebagian bahan – bahan nya sulit didapat. Terutama pelat/kawat stainless yang digunakan sebagai elektroda. Sempat kepikiran memotong motong sendok di rumah. Akhirnya untuk percobaan awal pake kawat biasa dulu.

Percobaan pertama ini dinyatakan dengan bangga telah gagal! He..he…Proses elektrolisis terjadi, tetapi gelembung gas nya sedikit. Dan yang paling tragis kawat biasa yang digunakan langsung berkarat dan air nya berubah menjijikkan.

Tapi gak papa. Om Einstein aja sering gagal dalam percobannya. Toh setidaknya sudah ada gas yang muncul walaupun sedikit.

Semangat!!

Eksperimen ke 2

Percobaan selanjutnya pake botol mizone. Prosesnya lumayan simpel dan bahan yang diperlukan bisa dibeli dengan mudah di sekitar rumah.

Botol mizone yang ditemukan di saku kulkas langsung diobrak – abrik. Membuatnya cukup mudah. Tinggal melilitkan tenor ( timah untuk menyoder) ke sebuah penggaris plastik.

Percobaan ini lumayan sukses. Gelembung yang dihasilkan cukup banyak. Ketika ujung selang dimasukkan ke dalam air muncul gelembung2.

Setitik harapan mulai muncul.

Lanjutan Eksperimen 2

Dalam percobaan ini saya menggunakan aki sepeda motor sebagai sumber tenaga. Saya menggunakannya untuk menyalakan “mizone elektroliser” yang sudah saya buat. Rasanya asyik sekali melihat buih – buih itu muncul.

Dan…..masalah pun muncul. Tiba 2 alat ini mati. Ternyata , karena tidak tahan panas, timah yang saya lilitkan meleleh. Cape deh!

Eksperimen 3

Kali ini masih menggunakan sistem yang sama, yaitu menggunakan botol mizone. Namun elektroda yang digunakan berbeda. Yang digunakan kali ini yaitu senar gitar nomor 3 yang string. Karena berdasarkan informasi yang saya peroleh kawat stainless steel bisa diganti dengan senar gitar ini. Dan memang di kemasan senar ini ditunjukkan kalau bahannya stainless steel.

Metode yang digunakan sama dengan percobaan sebelumnya. Yaitu dengan melilitkan senar gitar stainless ini ke sebuah penggaris plastik. Sama seperti percobaan sebelumnya, kali ini gas yang dihasilkan juga lumayan banyak. Saya mulai bisa tersenyum. Kali ini elektrodanya tidak mungkin meleleh karena terbuat dari stainless steel.

Upsss…….ternyata masalah masih menyertai!

Setelah saya nyalakan beberapa saat, penggaris yang menjadi tempat lilitan yang juga berfungsi sebagai isolator pemisah elektroda + dan – meleleh. Memang melelehnya tidak begitu parah. Hanya sedikit menjorok ke dalam. Tapi itu terjadi hanya beberapa saat setelah alat saya nyalakan. Saya tidak membayangkan apa jadinya kalau alat ini sudah terpasang di motor, dan melakukan perjalanan jauh. Pasti melelehnya lebih parah. Kutub + dan – nya bisa bertemu……….dan………

Berpikir!

Fiuh! Ternyata membuat alat ini tidak semudah yang saya bayangkan ketika saya membaca literature yang saya temukan di mbah google. Botol mizone eksperimen 2 & 3 disimpan dulu, supaya ide lain muncul.

Masalah lain yang juga saya khawatirkan yaitu mengatur agar air tidak ikut tersedot ke dalam mesin. Dari literatur yang saya baca hal ini bisa menyebabkan water hammer. Setang piston bengkok.

Sistem pengatur agar air tidak masuk ke dalam mesin sangat diperlukan, mengingat motor sangat berbeda dengan mobil. Manuver motor jauh lebih ekstrim dari mobil. Apalagi ketika motor di ajak rebahan ketika memasuki tikungan. Air di dalam botol bergejolak, dan ..bisa ditebak kelanjutannya.

Alat ini harus seaman mungkin. Karena tujuan semula untuk efisiensi. Akan sangat percuma kalau terjadi kesalahan sehingga menyebabkan kerusakan.

Tanya2 dulu ke mbah google ah….

Ide Baru, Eksperimen 4

Setelah membaca literatur yang saya temukan di mbah google, saya memutuskan untuk menggunakan penggaris stainless steel. Saya membuat terlebih dulu sketsa pembuatannya. Agar nantinya bahan tidak terbuang percuma. Mengenai skema pembuatan akan saya jelaskan kemudian. Untuk eksperimen kali ini saya membutuhkan toples yang agak besar. Saya menemukan toples bekas krim kopi terongok di dapur. Semua alat dan bahan yang diperlukan dikumpulkan menjadi satu. Kemudian tinggal dirakit menjadi satu.

Ternyata walaupun bahan sudah terkumpul semua masih saja ada kendala. Saya bingung bagaimana memotong penggaris stainless steel. Akhirnya dengan sedikit bantuan tukang masalah terpecahkan. Tinggal membentuk potongan penggaris sesuai rancangan. Dalam proses pembentukan ini tanpa sengaja jari saya sedikit tersayat pelat yang tajam. Untung gak parah. Total dalam eksperimen hydrogen booster ini saya 1 kali terkena cutter, 1 kali tersayat pelat, 1 kali terkena solder. Lengkap sudah.

Akhirnya eksperimen ke 4 ini selesai. Dicoba dulu pake aki. Yup! Muncul buih2 yang lumayan banyak. Eksperimen 4 ini dengan bangga dan bahagia dinyatakan sukses!

Next, pemasangan ke Tiger biru.

Buat saudara – saudara setanah air yang juga mau mencoba membuat, selanjutnya akan dijelasken cara pembuatan alat ini.