2011/09/23

Bener bener faktor usia..

Hari ini seperti hari jumat sebelum – sebelumnya saya mengikuti senam di kantor tempat saya bekerja. Kali ini instruktur senamnya, walaupun sudah agak sepuh, semangat sekali memimpin gerakan senam. Sangkng semangatnya beberapa kali kami diajak push up. Kalau biasanya jam setengah 8 lebih sedikit prosesi senam sudah kelar, kali ini berbeda. Jam 8 kurang sedikit baru beres. Beberapa sudah kecele mengambil bubur dan telur rebus padahal senam belum selesai. Lumayan berkeringat.

Setelah senam, melibas bubur kacang ijo, telur rebus, bagi bagi doorprize (ada temen saya yang beruntung untuk ketiga kalinya, asem) acara dilanjutkan dengan olahraga lainnya. Tersedia beberapa pilihan, mulai volly, bulu tangkis dan tenis meja. Saya mungkin bisa melakukan banyak hal di dunia ini. Namun saya tidak ahli dalam satu hal kawan, yaitu suatu kegiatan yang bernama olahraga.

Namun saya senang melakukannya walaupun cuma sekedar iktu ikut an. Bosan oper operan bola volly saya pun meraih raket yang tergeletak. Bersama rekan lainnya kami memainkan bulutangkis yang mungkin bisa masuk rekor muri. 6 pemain dalam 1 lapangan dan 2 shuttle cock. Entah termasuk kategori ganda apa ini.

Bertahun tahun tidak pernah memegang raket membuat tangan saya kaku. Saya yang dulunya memang tidak bisa bermain bulutangkis semakin tambah parah saja skill nya. Namun setelah beberapa kali oper sana sini lumayan bisa juga. Oper operan semakin kencang dan tinggi. Sampai akhirnya saya akan membalas operan dari teman saya yang melambung lumayan tinggi. Pandangan ke atas, tangan memegang raket menjulur ke depan, kaki melangkah. Dan beberapa saat kemudian, gedubrak. Saya sukses nyosor di lapangan batako. Wenak.

Celana training yang saya pakai tidak mampu melindungi lutut saya yang mulus ini. Beberapa memar dan luka gores menghiasi lutut saya. Namun saya segera bangkit (campur malu tentunya) dan posisi siap kembali. Permainan dilanjutkan. Bosan bulutangkis saya kemudian melirik tenis meja. Masih dengan skill pas pas an saya bermain ganda. Dan ternyata tidak jauh beda. Keringat keluar bukan karena capek menangkis bola. Keringat keluar karena terlalu sering memungut bola yang tidak berhasil saya tangkis, hehe. Sampai disini cenut cenut di lutut saya belum terasa. Masih segar bugar.

Beberapa jam kemudian, termasuk ketika saya mengetik tulisan ini, lutut saya njarem njarem. Memar di lutut perih terkena sabun pas mandi. Kaki juga agak kaku. Padahal dulu seingat saya pas masih kecil jatuh semacam ini sudah biasa. Ini kok sampe terasa efeknya. Mungkin memang faktor usia mempengaruhi.

2011/09/20

Destiny dan Destination

Kalau dilihat lihat kayaknya kata destiny dan destination ini memiliki root atau akar kata yang sama ya? Dan makna katanya sendiri walaupun tidak sama tapi ternyata bisa sangat berkaitan.

Takdir dan tujuan. Kelihatannya sih tidak ada kaitannya. Namun setelah saya renungkan ternyata jutru berkaitan. Kalau ibaratnya hidup ini adalah sebuah garis, maka destination ada di ujung garis itu. Diantara garis itu banyak sekali percabangan percabangan atau destiny. Garis inipun kadang lurus menurun yang tidak perlu keluar banyak tenaga kita akan mudah berlari. Terkadang si garis juga menanjak ke atas yang melangkah sejengkal saja nafas sudah terengah engah. Si garis juga bisa berputar putar mbulet tidak karuan. Namun entah bagaimana garisnya tetap saja diujungnya ada destination.

Kata destiny ini juga mengingatkan saya akan sesuatu. ”Kebetulan” itu sebenarnya ada apa nggak? Apakah ketika akan keluar rumah baru satu langkah kemudian hujan itu kebetulan? Apakah kita duduk di bis kemudian duduk dengan seseorang itu kebetulan? Apakah ketika berdiri di suatu barisan dan berdiri di samping seseorang itu kebetulan? Saya pernah mengalami sesuatu yang mungkin unik. Ketika awal registrasi sebelum kuliah saya tidak kenal siapapun. Ketika duduk pada saat diberikan pengarahan saya berkenalan dengan mahasiswa baru lain yang ada di samping saya. Agar tidak lupa saya mencatat nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi di buku catatan satu satunya yang saya bawa. Buku catatan ini selanjutnya terus saya pakai selama ospek dan sering saya gunakan karena kebetulan saya ketua regunya. Karena banyak kejadian lucu menyertai buku ini saya pun menyimpannya. Salah satu kejadian lucunya adalah ketika senior memberikan tugas, masing masing ketua regu pun maju. Mencatat apa saja tugas (seperti biasa tugas aneh aneh) yang diberikan. Beres mencatat saya pun kembali. Nah, malamnya ketika akan mengerjakan tugas tersebut buku catatan saya buka. Hebatnya saya tidak bisa membaca tulisan saya yang corat coret nggak karuan. Akhirnya dengan ingatan setengah setengah dan sedikit ilmu ngawur saya menjelaskan ke teman teman, hehe. Besoknya semua sukses dihukum.

Sebagai kenang kenangan buku ini pun saya simpan. Namun pelan pelan buku ini juga mulai terlupakan. Tertumpuk entah dimana. Saya sudah lupa. Suatu saat ketika akan pindah kos saya bongkar bongkat barang dan menemukan kembali buku ini. Tahukah apa yang saya temukan? Ternyata nama dan nomor yang saya catat itu, yang bahkan saya sudah lupa pernah mencatatnya, adalah nama yang sampai sekarang masih menjadi sahabat saya. Bukanlah sebuah kebetulan ketika teman saya itu duduk di samping saya. Karena memang demikianlah seharusnya. Karena memang demikianlah destiny atau takdirnya.

Kebetulan itu tidak ada. Karena memang sudah diatur demikian adanya. Ada hal hal tertentu di dunia ini yang ternyata memang benar benar diluar kuasa manusia. Entah kenapa kita diarahkan ke suatu jalan dalam hidup. Dan semoga jalan itu yang terbaik untuk kita. Terkadang memang menurut kita sebagai manusia jalan itu kadang terasa sulit. Seolah olah kita adalah manusia paling sial dan menderita didunia. Karena terkadang memang sulit untuk memahami suatu jalan takdir dengan otak manusia yang pas pasan ini. Namun ketika menemukan jawaban pertanyaan protes kita tentang takdir kita akan bersyukur. Bukan kebetulan ketika selangkah keluar rumah ternyata hujan deras, dan kita pun mengurungkan niat keluar. Hati pasti nggrundel dan protes nggak karuan karena waktunya jalan jalan batal. Namun ketika duduk, melihat tayangan tv dan diberitakan bahwa jalan yang seharusnya kita lalui kalau jadi berangkat ternyata disapu banjir, dan kita pun akan bersyukur, karena kita telah memahami jawaban dari pertanyaan protes kita tadi.

Dan bagaimana pun ruwetnya atau mungkin enaknya hidup suatu saat nanti ada destination. Peringatan bagi yang hidupnya enak karena alphard dan ladang berhektar hektar miliknya tidak ikut dibawa. Demikian juga yang hidupnya susah. Karena sebentar lagi kesusahan itu pergi, dan semoga membawa ke tempat yang lebih baik. Kita memang tidak selalu bahagia namun kesedihan pun tidaklah abadi. Berusaha menjalani hidup ini dengan baik, melintasi satu persatu destiny yang ada apapun bentuknya dengan syukur.

2011/09/14

Togetherness is priceless


Dulu saya mengira jauh dari keluarga cuma dialami oleh anak kuliahan yang ngekos di kota lain. Ternyata tidak demikian adanya. Banyak hal yang berbeda di petualangan hidup saya kali ini. Perusahaan tempat saya bekerja memiliki cabang yang lumayan banyak di berbagai provinsi di Indonesia. Tentu hal ini membawa efek kepada pegawainya. Sering terjadi mutasi dari satu cabang ke cabang yang lain.

Bagi saya tentu tidak masalah. Tinggal cangklong tas, bismilah, saya akan berangkat. Lantas bagaimana dengan yang sudah berkeluarga? Disini saya banyak menemui senior rekan kerja yang harus berpisah jauh dari keluarga. Meninggalkan istri dan anak entah dimana di kota asal. Sekali lagi menjadi anak kos. Belum lagi rekan seangkatan yang sudah menikah dan memiliki putra/ putri yang masih kecil. Sebenarnya bukan kali ini saja saya menemui hal semacam ini. Bahkan orang dekat saya pun demikian. Namun saya belum menemui sebanyak ini.

Apabila ada pertanyaan menghampiri, pilih mana? karir atau keluarga? Mungkin suatu saat nanti saya akan menjawab, saya akan memilih keduanya. Entah bagaimana caranya.

Memang terkadang jarak menjadi hal yang memusingkan. Jarak juga yang membuat sebuah kebersamaan menjadi tidak ternilai. Karena tidak semua orang dapat memiliki kemewahan sebuah kebersamaan. Pepatah "mangan ora mangan sing penting kumpul" mungkin benar adanya. Namun prioritas sesekali harus dibuat. Pengorbanan harus dilakukan. Dan semoga kebahagiaan akan datang, entah bagaimana, dengan caranya sendiri.

2011/09/03

Ngeprint Tabel Pake Canon Putus - Putus? ini solusinya

Berawal dari tugas yang diberikan oleh ibu saya untuk mencetak perangkat mengajar. Printer dihidupkan, kertas dimasukkan klik print. Tapi ternyata hasil cetak tidak sesuai harapan. Tabel yang saya print renggang di sana sini. Garisnya juga tidak beraturan. Sempat agak pusing.

Akhirnya jurus pamungkas dikeluarkan. Tanya mbah gugel. Ternyata yang saya temukan justru malah membuat tambah frustasi. Gimana tidak? lawong sarannya suruh ganti cartridge. Akhirnya ilmu coba - coba dikeluarkan. Seting saya ubah ke kualitas tinggi. Dan hasilnya? sip! tabel dapat dicetak dengan baik. Garisnya lurus sempurna. Cara yang simpel dan tentu saja tidak perlu ongkos. Hanya efeknya proses mencetak jadi lemot. Tapi tidak masalah.

Selamat mencoba!
*maaf gambar hasil printer sebelum dan sesudah nggak bisa dimasukkan.. nggak ada kamera soalnya.. silahkan dicoba langsung