2008/10/25

Kerinduan Akan Laskar Pelangi

Akhirnya minggu kemaren kesampaian juga nonton laskar pelangi. Itupun karena ada yang ngantriin. Males banget antrinya panjang banget. Belum lagi resiko tiket habis di tengah antrian. Nggak dapat tiket malah dapat capek.

Saya kebetulan sudah baca semua bukunya, kecuali buku ke empat yang memang belum terbit. Makanya jadi penasaran gimana sebenarnya belitong dan juga para anggota laskar dan tak lupa Bu Mus.

Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia…. Nidji bilang begitu. Lirik lagu itu mungkin ada benarnya. Disaat kita tidak mempunyai apa – apa, hanyalah mimpi dan harapan yang membuat kita tetap bisa tetap hidup. Hal inilah yang ditunjukkan para anggota laskar pelangi di Belitong. Belitong adalah versi mini dari Negara ini Republik Indonesia tercinta. Belitong yang kaya akan timah, bahkan katanya nampak berkilauan dari lautan, ternyata memiliki kehidupan yang memprihatinkan terutama bidang pendidikan. SD Muhamadiyah yang lebih mirip gudang kopra sampai harus disangga agar tidak roboh. Belum lagi tenaga pendidik yang sangat terbatas.

Laskar pelangi menyuguhkan kepada kita sebuah realita yang dihadapi negara ini. Tidak mengada – ada atau ditutup – tutupi. Sebuah kenyataan yang harus kita hadapi dan atasi bersama, tidak hanya pemerintah. Kalaulah pendidikan itu mahal, mengapa tidak dibuat murah? Kalaulah tidak punya sepatu, pakai sandal pun cukup. Tidak punya seragam, baju seadanya cukup. Tidak punya bangku atau gedung yang layak, dihamparan rumput pun cukup. Apakah harus menunggu punya sepatu, seragam, atau gedung yang megah untuk mendapat pendidikan?

Terus terang saya iri dengan para laskar pelangi. Mereka mungkin tidak mendapat fasilitas seperti sekolah “normal” lainnya. Tapi mereka memiliki cinta. Cinta dari sesama anggota laskar dan juga cinta dari Bu Mus. Bagi mereka pendidikan tidak berkaitan dengan materi. Pendidikan adalah berbagi cinta kasih. Di sekolah gudang kopra yang hampir roboh itu mereka dengan penuh suka cita mengenyam pendidikan.

Hati ini pun rindu akan laskar – laskar pelangi yang lain. Laskar yang berusaha mengatasi keterbatasan yang dimiliki, dan dengan penuh semangat berjuang untuk terus sekolah. Fasilitas memang penting dalam pendidikan. Namun yang lebih penting adalah niat yang timbul dari dalam diri. Banyak yang malas pergi kesekolah walaupun punya mobil dan ruang kelas yang ber AC, LCD proyektor, dan seabrek fasilitas lain. Itu karena mereka tidak punya semangat laskar pelangi dalam diri mereka.

Masih banyak lintang – lintang lain yang perlu diselamatkan di negri ini. Seorang jenius sejati yang pada akhirnya harus menyerah pada keadaan yang memaksanya putus sekolah. Seseorang yang mungkin saja apabila mendapat pendidikan yang layak akan dapat merubah nasib keluarga, daerahnya, bahkan negri ini. Semoga kita tidak akan lagi kehilangan lintang – lintang yang lain.