2010/08/30

ganyang malaysia

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu!

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

Tulisan diatas adalah petikan pidato Bung Karno. Terlihat sekali ketegasan pemerintah pada saat itu. Gak heran sih. Dulu Indonesia terkenal dengan kekuatan militernya. Yang lain belum punya kapal selam, indonesia punya banyak. Sekarang? peralatan militer kita sudah tua tua. Sukhoi nggak ada senjatanya. Kalau terjadi perang untuk kedua kalinya mungkin kita akan memakai bambu runcing.

Mungkin perlu dipikirkan lagi jalan keluar selain perang. Karena bagaimanapun musuhan sama tetangga itu nggak enak. Coba bayangkan misalnya kita musuhan sama tetangga sebelah rumah. Mau jalan kita lewat rumahnya. Tiap hari ketemu. Butuh apa apa nggak ada yang membantu. Demikian juga dengan kasus ini. Malaysia dan Indonesia diakui atau tidak saling membutuhkan. Ada 2juta lebih tki yang berada di malaysia. Mereka bergerak di berbagai sektor pekerjaan. Coba bayangkan bagaimana kalau 2 juta orang ini serentak disuruh pulang. Pasti perekonomian Malaysia akan terganggu. Demikian juga Indonesia. Milliaran devisa negara yang seharusnya mengalir pun lenyap. Malaysia juga memiliki banyak aset di Indonesia. Banyak perkebunan sawit yang dikuasai oleh malaysia.

Masalah yang paling krusial selama ini adalah masalah perbatasan. selama masalah ini belum beres selamanya tetap akan ada ganyang malaysia entah jilid berapa.

2010/08/26

Indonesia vs Malaysia

Masih santer dibicarakan di berbagai media mengenai penangkapan 3 anggota DKP oleh polisi laut malaysia. Petugas DKP mengklaim bahwa mereka ditangkap masih di wilayah perairan Indonesia. Namun, polisi laut malaysia juga mengklaim mereka menangkap karena angota DKP masuk wilayah mereka. Penangkapan ini mendapat reaksi keras. Banyak demo anti malaysia. Bahkan kedubes malaysia di indonesia dilempari tinja.

Bukan kali ini saja sebenarnya warga indonesia dibuat panas oleh negara tempat upin dan ipin ini berasal. Sering malah. Yang paling lucu tari pendet muncul dalam iklan pariwisata malaysia. Setelah diselidiki penarinya pun ternyata orang bali. Jadi menurut saya negara bajakan bukanlah cina. Tapi Malaysia.

Saya sendiri senang kalau ada kasus seperti ini karena Indonesia adalah negara yang aneh. Sesama bangsa setanah air sering sekali berantem. Kerusuhan. Perang suku dll. Tapi, kalau ada yang mengusik seperti kasus malaysia ini tiba tiba saja semua bersatu. Semangat nasionalisme tiba tiba menguat. Bahkan tidak sedikit yang mendklarasikan diri siap mati apabila memang terjadi perang. Komisi 1 DPR tidak lagi berbicara partai. Mereka sepakat berbicara sebagai bagian bangsa indonesia. Tidak ada koalisi vs oposisi lagi. Namun, setelah isu ini mereda biasanya kumat lagi. Kerusuhan kembali dimulai. Perang lagi sesama saudara sebangsa setanah air.

Kasus seperti ini sekali sekali perlu juga terjadi untuk merefresh rasa nasionalisme. Sekedar mengingatkan orang2 yang bertikai, kubu2 yang berseberangan, bahwa sebenarnya mereka adalah saudara sebangsa.

2010/08/24

Bersyukur...

Hari ini ada yang berbeda. Namun tidak usah diceritakan ntar pahalanya hilang kalau diceritakan. Yang jelas sekarang, saya lebih bersyukur dengan hidup saya. Alhamdullilah saya masih punya orang tua. Mungkin tidak sempurna, tapi mereka adalah orang tua terbaik di dunia. Tidak pernah memarahi saya. Selalu mendengarkan dan meminta pendapat saya dulu sebelum memutuskan sesuatu. Tidak ada orang tua di belahan dunia lain yang sebaik orang tua saya. Alhamdullilah.

Saya bersyukur, karena orang tua, saya bisa tercukupi kebutuhan sampai bisa tumbuh sebesar ini. Bisa sekolah sampai lulus kuliah. Memenuhi permintaan saya walaupun seringkali aneh aneh. Saya bersyukur, karena diluar sana banyak yang tidak seberuntung saya. Banyak yang harus berusaha lebih keras untuk bertahan hidup. Tidak ada lagi orang tua untuk bermanja manja. Tidak ada lagi orang tua yang selalu dirindukan yang akan senantiasa membawa pulang kembali ke rumah sejauh apapun kaki ini melangkah. Tinggal di tempat yang bisa dikatakan ramai namun sebenarnya hidup dalam kesendirian.

Alhamdullilah...

2010/08/23

Rencanaaa!

Jujur, saya agak bingung. Nggak punya rencana apapun. Dulu sempat menyusun sebuah rencana yang lumayan menarik, namun kondisi berkata lain. Ternyata saya tidak bisa lulus sebelum agustus sehingga rencana itupun batal. Sekarang saya sudah lulus dan masih bingung. Entah mau kuliah lagi entah mau coba coba cari kerja.

Berdasarkan riset saya beberapa hari ini hanya ada dua kemungkinan dalam dunia kerja. Satu, perusahaan mencari fresh graduate. Kedua, perusahaan mencari pegawai yang berpengalaman. Nah, bagaimana nasib orang diantara keduanya? Orang yang bukan lagi fresh graduate, namun blas gak punya pengalaman kerja? jadi dengan demikian ada dua kemungkinan. Satu, mumpung masih fresh graduate cepet cari kerja, yang penting punya pengalaman. Naa.. setelah punya pengalaman bisa melamar yang membutuhkan pegawai dengan pengalaman.

Setelah melihat - lihat lowongan saya jadi bingung. Sebenarnya skill saya ini apa ya? memang banyak sih yang bisa dicoba coba, tapi saya takut ntar nggak cocok. Sampai sekarang ternyata saya belum menemukan bakat saya sebenarnya. Saya bisa banyak hal (kecuali olahraga), namun dari banyak hal yang saya bisa hanya setengah setengah. Tidak ada yang saya tekuni mendalam. Saya bisa sedikit komputer, sedikit musik, sedikit desain grafis, sedikit tulis menulis, sedikit politik, sedikit ekonomi, dan sedikit sedikit yang lain. Namun tidak ada yang benar - benar saya kuasai sampai dalam. jadi bingung.

Dan karena kebingungan ini saya jadi bingung menentukan rencana. Hemm, ya sudahlah. Kadangkala rencana terbaik adalah tidak ada rencana sama sekali.

2010/08/21

Hidup di kota mereduksi kepekaan sosial

Setelah saya pikir - pikir ternyata ada perubahan di diri saya selama saya tinggal di malang untuk kuliah. Sedikit banyak hidup disini mereduksi kepekaan sosial saya. Kejadiannya dimulai sekitar dua tahun yang lalu. Saya sedang menunggu teman foto kopi. Karena cuaca lumayan panas saya akhirnya berteduh duduk di emperan ruko yang kebetulan sudah tutup karena pada saat itu sudah lumayan sore. Pas saya duduk ada seorang ibu menghampiri. Beliaunya bertanya jam. Karena saya nggak punya jam tangan akhirnya saya mengambil hp untuk melihat jam. Setelah mendapat jawaban, ibu tersebut lalu duduk. Tak lama, temannya datang. Setelah ngobrol sesaat mereka kemudian mencegat angkot. Tahu tidak profesi ibu ini? ibu ini adalah pengemis yang biasa mangkal di perempatan di sekitar tempat saya berteduh. Mungkin tadi dia tanya jam untuk memastikan "jam kerja" nya selesai. Setelah temannya datang si ibu ini pun pulang.

Kejadian kedua pas saya kebetulan pulang agak larut malam dari rumah seorang teman. Perut yang keroncongan memaksa saya menepi ke penjual nasi goreng di perempatan sebuah daerah di malang. di dekat saya mengantri nasi goreng ada seorang pria duduk di sebuah bangku kayu mengamati sesuatu. Di tengah jalan di perempatan tersebut ada seorang anak sedang meminta minta. Tak lama si pria itu memanggil sang anak. Terlihat sang anak memberikan sesuatu kepada pria tersebut. Hmm... bisa dipahami kan yang terjadi?

Peristiwa - peristiwa tersebut merubah persepsi saya. Entah kapan terakhir kali saya memberikan sedekah untuk pengemis di sini. mungkin beberapa tahun yang lalu. Karena entah mengapa saya tidak lagi tersentuh. Contohnya si ibu yang saya ceritakan di awal. Sampai sekarang si ibu ini tetap beroprasi. Bahkan lebih ekstrim. Sekarang si ibu selalu mengenakan koyo di kening seolah olah sedang sakit. Tak lupa melilitkan jarit kumal di leher. Yang membuat saya heran kok bisa bisanya ya? kalau yang nggak pernah lihat sih nggak papa. La saya sudah berapa tahun lewat jalan yang sama. Sedemikian akutkah sakit kepala si ibu sampai nggak sembuh - sembuh beberapa tahun? Namun yang agak melegakan si ibu sekarang tidak mengajak anaknya. Mungkin anaknya sudah beranjak dewasa dan tidak "pantas" lagi mengemis.

Kalau di sebuah toko sempatkan untuk mengamati. Pengemis disini seakan memiliki jadwal. Mungkin sekitar 15 menit sekali mereka lewat. Orang yang berbeda. Dan mereka pun cukup ahli membedakan mana yang sekiranya akan memberi dan tidak. Kalau berhadapan dengan saya cukup dengan isyarat tangan mereka paham. Bahkan pas saya di perempatan pun tidak mendekat. Tapi kalau pas saya dengan teman semangat sekali mereka mendekat. Mungkin karena sifat wanita yang nggak tegaan jadi pasti diberi.

Sebenarnya nggak enak juga sih waktu menolak untuk memberikan sesuatu. Beberapa ratus rupiah tidak mengurangi jatah hidup saya di sini. Tapi entah kenapa saya merasa ditipu kalau saya memberi sesuatu. Jadi, daripada tidak ikhlas mending tidak usah. Dialihkan saja bersedekah di tempat lain yang sekiranya aman dan Insyaallah sampai kepada yang berhak.

2010/08/20

Mission Accomplished!!

Alhamdullilah... akhirnya beres sudah skripsi saya. Sudah lengkap tanda tangan dari dosen pembimbing, penguji, kajur, dan kaprodi. Sempat ketar ketir masih ada format yang salah. Alhamdullilah kekhawatiran itu tidak terjadi. Lancar. Beliau - beliaunya langsung tanda tangan begitu saja. Bahkan Kajur langsung tanda tangan semua (walaupun sebenarnya belum waktunya tanda tangan dulu kalau penguji belum lengkap tanda tangan).

Selesai sudah misi saya semester ini. Tinggal menunggu nilainya keluar. Namun tidak terlalu saya pusingkan. Saya memang berharap mendapat hasil yang maksimal. Namun, kalau toh hasilnya tidak sesuai yang saya harapkan ya nggak papa. Mungkin rejeki saya cuma segitu. Yang penting saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini.

Tadi juga saya sempatkan memberikan kenang - kenangan untuk dosen pembimbing saya. Waduh, malu sebetulnya memberikan kenang - kenangan di kampus. Banyak orang. Sampai bingung saya harus ngomong apa. Kebetulan kedua dosen pembimbing saya heboh heboh. Maklum ibu - ibu. Yang satu kenang - kenangannya urunan sama teman yang kebetulan sama. Ibu dosen tersebut tanya, cumlaude nggak? kalau cumlaude biasanya saya pas wisudanya juga diberitahu. Teman saya mengatakan "iya". Saya sendiri tidak berani menjawab. Dalam hati cuma membatin, semoga saja mam, aminn.. Saya masih tidak berani menjawab karena belum pasti. Nilai belum keluar.

Lebih malu lagi pas saya memberikan kenang - kenangan untuk dosen satunya. Karena saya sendiri. Di dalam ruangan banyak dosen - dosen lainnya. Apalagi pas saya kasih si ibu dosen memperpanjang pembicaraan. Waduh. Cepet cepet saya beralasan saya mau sholat jumat. Bebas sudah..hehe

Saya cukup beruntung memperoleh dosen pembimbing yang enak. Dosen pembimbing sangat berpengaruh terhadap proses penulisan skripsi. Dosen saya cukup kooperatif. Sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu.

Satu tahap dalam hidup saya selesai sudah. Alhamdullilah..

2010/08/17

Penggugah Nasionalisme

17 Agustus Tahun empat lima....
Hmm...65 tahun yang lalu pak Karno memprokamirkan kemerdekaan Indonesia. Sekarang, 65 tahun sesudahnya, telah begitu banyak peristiwa terjadi. Hari ini kita diingatkan kembali bagaimana kemerdekaan bangsa ini bisa diraih. Tidak mudah. Banyak darah yang tumpah. Syukur Alhamdullilah saya hidup di zaman Indonesia sudah merdeka. Saya tidak bisa membayangkan seandainya saya hidup di masa penjajahan. Jangankan sekolah, makan saja sulit. Tenaga, pikiran, sumberdaya alam, diperas habis habisan oleh kumpeni. Setiap hari hidup dibawah tekanan dan penindasan. Gak ada internet, es krim, laptop, yang ada pakaian goni penuh kutu.

Saya juga nggak bisa membayangkan seandainya harus maju berperang. Liat darah saja saya bisa semaput. Alhamdulilah.....sudah merdeka...

Namun, sekarang, 65 tahun kemudian masih banyak orang yang tidak bersyukur. Ngeluh saja setiap hari. Terutama yang partainya kalah pas pemilu kemarin. Terutama lagi yang sudah habis banyak uang tapi gagal nyalon dpr nya. Seharusnya kita bisa bersyukur. Memang sih negara kita masih kacau balau gak karuan. Semrawut. Namun setidaknya kini kondisi sudah lumayan lebih baik. Kadang perlu juga berpikir positif tentang negeri ini. Siapa yang sering juara olimpiade fisika, kimia, matematika? Indonesia. Siapa yang punya begitu banyak keragaman budaya sampe tetangga sebelah ngiri dan dijiplak? Indonesia. Siapa yang termasuk 3 negara yang tahan krisis moneter global? Indonesia. Siapa yang punya pasukan khusus baret merah yang kualitas 1 personelnya sama dengan 3 personel biasa? Indonesia. Siapa yang punya penduduk super kreatif yang bisa merubah benda benda remeh menjadi alat alat keren? Indonesia. Siapa yang punya nelayan tangguh bisa mengelilingi samudra luas dengan perahu tradisional? Indonesia. dan sebagainya dan sebagainya...

Indonesia nggak jelek jelek amat lo. Setidaknya kata "Indonesia" masih sering menjadi perhatian dunia (selain berita ariel peterporn tentunya). Menteri keuangannya saja sampe dilirik Bank Dunia dan dijadikan direktur.

Mari kita cintai Indonesia ini dengan sepenuh hati. Memang masih begitu banyak kekurangan di sana sini. Dan tugas kita lah untuk memperbaiki kekurangan itu, dimulai dari diri kita sendiri. Merdekaa!!!

2010/08/13

Hari yang melelahkan

Hari ini saya berencana menjilid skripsi saya. Dan seperti yang saya duga, adaa aja yang salah. Sudah dicek dibaca lagi masih nemu juga ada yang salah. Akhirnya setelah kesekian kali ngeprint membetulkan kesalahan saya berangkat untuk menjilid bersama seorang teman. Sampailah saya di sebuah tempat fotokopi lumayan terkenal di malang. Apes, ternyata sedang penuh pesanan. Minimal bisa jadi kamis malam jam setengah 8. Padahal deadline pengumpulan hari kamis. Belum lagi melengkapi tanda tangan dosen yang biasanya tidak cukup satu hari. Akhirnya diputuskan mencari yang lain.

Ternyata di cabang yang lain juga penuh semua. Ber jam jam muter muter nggak jelas. Tanya ke sebuah fot kopi. Tertulis terima jilid skripsi dll. Bisa jadi selasa sore, namun harga yang ditawarkan 2x lipat biasanya. Kalau cuma sebendel sih nggak papa. Saya dan teman saya total 8 bendel. Selisihnya lumayan bisa untuk beli gorengan sampe mual.

Akhirnya berdasar informasi kakak teman saya kami menuju sebuah fotokopian dekat kampus. Tanya tanya harga lumayan masuk akal. Untuk jilid selisih seribu, sedangkan fotokopinya selisih Rp. 5 per lembar. Walaupun lebih mahal tp gpp wis. Sebetulnya bisa jadi selasa. Namun berhubung selasa libur akhirnya rabu pagi. Ya sudahlah. Alhamdulillah.

Satu hal yang agak menenangkan saya sewaktu saya tanya ke mbak yang jaga bisa nggak misalnya satu lembar salah terus satu lembar itu saja yang diganti? mbaknya menjawab BISA!!horee!hehe. Soalnya skripsi saya di acc tanpa dibaca oleh penguji saya. Setelah saya revisi bapak dosennya bilang kalau percaya saya sudah merevisi, tapi, minta untuk dicek sendiri lagi, soalnya kalau salah dibredel. Gubrak! tapi gapapa. Sudah tidak ada waktu lagi. Dari pada bapaknya berubah pikiran trus skripsi saya tidak jadi diberikan malah kacau. Toh dengan penjelasan mbak tadi tidak perlu dibredel kalau salah. Bisa diakali.Lega...

Habis ini buka bareng, dilanjutkan dengan sahur bareng..alamat begadang lagi..hehe

2010/08/11

Puasa Hari Pertama

Alhamdullillah saya masih diberi kesempatan puasa tahun ini. Tadi malam sudah siap – siap beli susu dan perbekalan lainnya. Sebelum tidur tidak lupa setel alarm jam setengah 3, dan ternyata saya tidak mendengar alarm berbunyi.Untungnya entah kenapa saya bangun jam 3 kurang. Padahal biasanya saya mbangkong. Dan ternyata teman – teman kos yang lain juga masih molor. Jadi saya satu satunya yang bangun.

Setelah sukses membangunkan penghuni kos kami keluar beli sahur. Mata masih setengah terbuka ngantri di warung. Hmm.. memang paling enak puasa di rumah. Mata masih kriyep kriyep tinggal melangkah ke meja makan. Nggak usah keluar dan ngantri beli makan.

Makan sahur pertama ini rasanya aneh. Masih belum terbiasa makan pagi pagi buta. Dan seperti tahun tahun sebelumnya makan sahur saya ditemani sinetron para pencari Tuhan yang tahun ini sudah memasuki tahun ke 4. Sinetron yang temanya sederhana dan tidak mengada ada. Satu – satunya sinetron yang saya tonton.

Setelah sahur mungkin tidur sebentar. Ngantuk... Semoga kali ini kuping saya waras dan bisa mendengar alarm untuk bangun sholat subuh.

Semoga ramadan kali ini lancar dan saya bisa puasa tanpa hambatan, amiiinn, mengingat puasa kemaren saya sering sakit dan harus beberapa kali tidak puasa.

-obie- 11 agustus 2010-3.59 pagi

2010/08/10

Malu

Senang, bahagia, ngantuk, capek, marah, malu, bercampur menjadi satu, ya sudah, menulis saja. Hari ini saya dan beberapa teman jalan jalan ke cangar bagi yang belum tahu cangar bisa klik Raider 125 goes to cangar Banyak kisah menarik yang saya alami. Perjalanan berangkat ke cangar sangat menyenangkan. Suasana cerah jadi bisa foto –foto sepuasnya. Begitu juga pas di cangar. Berendam air hangat..hmmm…. seandainya saja di rumah punya kolam seperti itu.. hehe..
Selengkapnya perjalanan di cangar bisa dilihat di link di bawah ini

Raider 125 goes to cangar part 2

Raider 125 goes to cangar part 1

Ketika pulang dimulailah kisah menyedihkan. Hehe.. saya terjebak karnaval yang mengakibatkan kemacetan. Sekitar 2 jam saya berkutat macet. Berusaha mencari jalur alternatif yang akhirnya mentok di kemacetan juga. Namun, bukan hal ini yang merusak kebahagiaan hari ini. Pas perjalanan pulang dari Batu saya terjebak macet lagi. Kali ini saya searus dengan biang keladi kemacetan. Biang keladi kemacetan adalah sekelompok besar orang berpakaian putih putih, berkerudung, berpeci, memegang bendera bersimbol salah satu agama.

Sekelompok orang ini berkonvoi memenuhi jalan dan menyuruh orang lain minggir. Umumnya tidak memakai helm. Mungkin peci atau surban yang mereka gunakan sudah cukup aman, mungkin aman dunia akhirat. Tak lupa sirine sesekali dibunyikan. Arus berlawanan pun tidak berkutik. Mereka minggir bahkan sampai ke trotoar. Saya tidak tahu konvoi ini dalam rangka apa. Namun jelas – jelas mereka sangat merugikan orang lain. Saya sadar, ilmu agama saya masih cetek, masih bodoh, tidak pantas dibandingkan dengan mas – mas, mbak – mbak, bapak ibu ini. Namun, setidaknya saya paham yang mereka lakukan itu sama saja dengan mendzolimi orang lain yang juga memiliki hak yang sama dalam berlalu lintas. Dimulai dengan tidak dipatuhinya peraturan lalu lintas. Tanpa helm, membawa anak – anak dalam konvoi. Mereka juga merampas hak orang lain untuk ikut menggunakan jalan raya.

Mungkin saja di salah satu mobil yang mereka buat macet ada dokter yang sedang berjuang untuk sampai di rumah sakit secepatnya karena ada pasien kritis mengingat di jalur itu ada rumah sakit. Mungkin juga diantara orang – orang yang terjebak kemacetan itu ada seorang kurir titipan kilat yang dikejar waktu untuk memberikan paket kalau tidak pekerjaannya bisa dicopot, anak istrinya pun kelaparan. Dan banyak lagi kemungkinan lainnya.

Pada saat itu saya membonceng teman yang kebetulan beragama lain. Saya malu sekali. Saya malu karena seperti inilah ulah beberapa gelintir orang yang agamanya sama dengan yang saya anut. Ketika melintas, saya memperhatikan wajah – wajah orang yang terjebak macet. Ada yang takut, jengkel, melirik sinis. Saya malu sekali, karena saya merasa expresi itu juga ditujukan kepada saya.

Ya sudahlah. Semoga saja Allah SWT memberikan pengganti yang jauh lebih baik kepada orang – orang yang tadi terdzolimi. Amiin....

Ya Allah. jangan masukkan aku ke dalam golongan orang orang yang mendzolimi dan merugikan orang lain... Amiin....

-obie- 7 Agustus 2010, 5.42 sore

2010/08/05

Alahmdulillah.....

Capekk....tapi entah kenapa saya tidak bisa tidur. Terlalu banyak hal yang terjadi dalam sekejap. Pikiran masih saja terngiang – ngiang ujian tadi. Alhamdullilah akhirnya hari ini saya ujian akhir. Setelah hampir enam bulan pontang panting mengerjakan sripsi. Alhamdulillah tadi bisa menjawab pertanyaan yang diajukan penguji. Tapi kok tidak ada statement lulus / tidak ya? Ah, semoga saja lulus. Hehe.. amiin. Di akhir ujian salah satu penguji mengatakan untuk S1, skripsi saya very good, dan diamini oleh dua pembimbing saya. Semoga itu pertanda baik. Sedangkan satu lagi penguji sudah kabur entah kemana membawa skripsi saya. Memang lagi sibuk sekali orangnya.

Dan sekarang, banyak hal terlintas di pikiran. Saya tidak menduga saya bisa menyelesaikan skripsi saya satu semester, mengingat berbagai masalah yang ada. Namun alhamdullilah akhirnya saya bisa menyelesaikan sebelum deadline ujian untuk semester ini. Apabila melampaui deadline tersebut harus menambah perpanjangan untuk semester depan. Terima kasih untuk teman teman saya, yang membantu saya dua hari begadang menyelesaikan revisi, thank you so much guys.....

Alhamdullilah...

This thesis is dedicated for my mother and my father, thank you for everything…

-obie- 5 agustus 2010, 4.34 sore

Nonton Wisuda

Entah kok pas ya. Pas saya iseng – iseng liat tv untuk sedikit melepas stress karena mau ujian besok lakok nemu acara wisuda. Sabtu kemaren memang ada wisuda di Universitas Brawijaya. Dan sekarang ditayangkan di salah satu tv swasta lokal di Malang.

Sebenarnya acara wisuda ini membosankan. Lawong isinya cuma orang salaman. Tapi entah kenapa saya asyik sekali menontonnya. Seluruh wisudawan dan wisudawati memperoleh tambahan nama. Sebuah gelar disematkan di belakang nama mereka. Wajah mereka berbinar binar bahagia. Entah apa saja yang telah mereka alami sampai akhirnya mereka berhasil menyandang gelar itu.

Saya jadi membayangkan sendiri. Hemm.. nama saya dipanggil, saya berjalan pelan ke atas panggung dan dianugerahi gelar sarjana. Tersenyum sendiri.

Sebenarnya saya tidak terlalu peduli dengan gelar sarjana. Misi utama saya adalah membahagiakan orang tua. Saya paham setiap orang tua pasti ingin anaknya memiliki pendidikan yang setinggi tingginya. Saya masih ingat betul percakapan dengan bapak saya. Saya sering ngobrol masalah politik di rumah. Suatu hari pas pemberitaan sri mulyani yang ditawari jadi direktur bank dunia si pembawa acara menyertakan nama ayah dan ibu sri mulyani yang ternyata profesor. Saya pun nyeletuk. Wuuih.. pantes! Lawong bapak ibunya profesor. Dan bapak saja menyahut, bapak ibunya profesor anaknya profesor sudah biasa, kamu bapak nya bukan profesor kalau bisa jadi profesor itu baru luar biasa. Ya, bapak saya walaupun secara penghidupan sudah bisa dikatakan berhasil dulu tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Padahal bapak saya sebetulnya memiliki otak yang encer. Pernah sales mobil mengira bapak saya sarjana ekonomi, karena bapak saya bikin aturan sendiri tidak mau pake aturan leasing. Mungkin karena hal inilah bapak saya ingin anak – anaknya memiliki pendidikan yang tinggi. Selalu nasehatnya, ilmu itu yang paling penting, karena yang lain akan mengikuti.

Dan besok, tinggal satu langkah lagi. Karena diawali dengan niat baik, semoga berakhir dengan baik pula. Amiin..
-obie- 4 Agustus 2010, 9.15 malam.

Deg Deg Deg

Besok saya mau ujian akhir. Entah kenapa tiba tiba badan nggak enak. Tiba – tiba saja hidung meler terus. Pilek. Cepet – cepet saya minum obat flu terus tidur. Bangun tidur badan sudah agak mendingan. Kenapa ya? Saya tidak merasa nervous. Biasa – biasa saja. Mungkin alam bawah sadar saya yang nervous. Tanpa saya sadari sebagian tubuh saya nervous. Dan akibatnya pilek mendadak.

Besok, Kamis, 5 Agustus 2010, jam 10 pagi, mungkin hari yang biasa – biasa saja bagi sebagian besar orang. Tidak ada sesuatu yang penting atau menarik. Namun, besok saya berjuang untuk ujian akhir menghadap 4 orang dosen. Besok merupakan hari penentuan setelah hampir 4 tahun saya kuliah disini.

Saya sudah berusaha semampu saya bisa untuk skripsi ini. Apapun hasilnya besok, Insyaallah itu yang terbaik untuk saya menurut Nya. Dan Insyaallah besok akan berakhir dengan baik. Amiiin.....
Obie-4 agustus 2010-1.56 sore

Hikmah

Judul di atas bukan judul sinetron baru menyambut bulan ramadan ini. Judul diatas merepresentasikan kejadian yang baru saja saya alami. Sore tadi seperti biasa saya iseng iseng pingin ngenet memantau blog otomotif langganan. Ternyata koneksi nya eror. Ya sudah. Saya memakai koneksi wifi gratisan memang. Kadang kala eror koneksinya. Habis magrib saya coba lagi ternyata masih eror. Saya lalu bertanya kepada teman sebelah kamar ternyata koneksinya bisa. Setelah dicek ternyata wifi external yang saya gunakan eror.

Apesnya wifi ini bukan punya saya. Wifi ini barang pinjaman daripada nganggur ditinggal pemiliknya liburan akhirnya saya pakai. Benda seharga 300rb an ini sudah sebulan lebih saya pakai. Sebelumnya saya memakai telkomsel flash. Dari pada membayar, lawong ada yang gratisan. Eee lakok malah rusak. Karena kejadian ini berarti saya harus menyiapkan 300rb untuk mengganti. Padahal saya berencana membeli sesuatu dalam waktu dekat. Terpaksa ditunda / dibatalkan rencana ini.

Sempat saya merenungi nasib. Kok ya pas saya pinjam rusaknya. Kok nggak dari dulu dulu. Namun akhirnya saya justru bersyukur. Karena dari kemaren – kemaren saya keasyikan ngenet download game akhirnya skripsi saya terbelengkai. Padahal saya mau ujian. Kalau nggak rusak pasti sampai sekarang saya belum ngerjakan slidenya. Pasti sekarang saya keasyikan ngenet lagi. Karena nggak ada internet saya bisa fokus mengerjakan slide presentasi, dan akhirnya selesai.

Kalau toh memang tidak bisa diperbaiki dan harus mengganti ya diganti. Mungkin memang saya yang kurang beramal kali ya. Sekarang diingatkan.

Alhamdullilah.. wifinya rusak...

2010/08/02

Nasi Bungkus 2500?? gak salah?

Setelah beberapa teguk air minum, dimulailah menulis untuk hari ini. Hari ini entah kenapa lumayan rajin. hehe. Bangun pagi masih kriyep kriyep mengambil bak. Ambil pakaian kotor trus mencuci. Pas asik menjemur terdengar ibu - ibu menawarkan sesuatu. "nasi mbak.... kue..."Sebenarnya sering saya mendengar suara ini. Tapi biasanya mbangkong jadi malas untuk keluar, hehe. Akhirnya karena penasaran dari lantai atas saya tanya ke ibu penjual. "nasi apa bu?" "nasi kuning" jawabnya. Wuuiih..boleh2. Daripada gak sarapan (yang merupakan rutinitas harian) bolehlah dicoba. "berapaan bu nasinya?" tanya saya. "2500 mas". Heh? Dalam hati saya heran. Terakhir kali saya beli nasi 2000 an pas saya masih sma kalau nggak salah. Mungkin ibu ini tadi malam mimpi hidup di abad yang berbeda dan ketika terbangun masih terbawa mimpi jadi salah menyebutkan harga. Tapi ternyata memang benar. 2500 rupiah tok. Wuuih, kenapa nggak dari dulu saya tahu ya?hehe. Ternyata saya melewatkan banyak hal di pagi hari. Setelah saya beli ibu itu mengganti slogannya. Tidak lagi nasi mbak... tapi nasi mas....hehehehe.

Eiiit..liat dulu isinya. Murah tapi kalo gak normal dimakan ya percuma. First impression saya untuk nasi bungkus ini... hemmm...not bad. Porsi lumayan. Memang nggak terlalu banyak sih. Tapi pas untuk sarapan soalnya perut belum sip benar. Menunya juga not bad. Ada buncis, telur, kering tempe dan kentang, khas menu nasi kuning. Rasa juga lumayan.

Heran saya masih bisa menemukan harga 2rb an disaat harga - harga yang mencekik. Berikut saya tambahkan kenaikan harga makanan "pokok" anak kos di daerah universitas brawijaya.

Nasi goreng 5000 naik menjadi 6000
ayam goreng tepung 5000 naik menjadi 5500
Nasi + cap cay 6500 naik menjadi 8000
nasi rendang (nasi padang) 7000 naik menjadi 8000
nasi campur2 rata2 naik 500 - 1000 an
Menu - menu lain yang tidak naik harga memilih untuk mengurangi kualitas alias mengurangi lauknya.

Hari ini berbeda dengan hari hari kemarin karena saya berangkat ke kampus dengan perut kenyang....hehehe