2019/10/28

Rehat Sejenak

Pertama kalinya menulis lagi sejak entah sekian lama. Bagi saya menulis cukup mengasyikkan bahkan pernah menjadi cita – cita. Walaupun ketika cita – cita itu terkabul dan menjadi pekerjaan akhirnya menyadari menulis dibawah tekanan ternyata cukup melelahkan.

Dulu begitu banyak hal yang bisa ditulis. Bahkan hal yang paling sederhana sekalipun dan paling sepele bisa menjadi tulisan yang menyenangkan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ketika mungkin seharusnya saya punya begitu banyak hal yang ditulis tiba – tiba keinginan menulis hilang.

Sudah begitu banyak hal terjadi sejak tulisan saya yang terakhir. Mungkin saya sudah mengelilingi hampir separo bumi ini, walaupun dengan duduk di atas pesawat. Mengunjungi tempat – tempat yang tidak pernah terbayang sebeluumnya untuk bisa kesana. Tempat yang perlu 23 jam penerbangan untuk mencapainya. Petualangan yang panjang. Disusul petualangan kecil – kecil lainnya berpindah – pindah tempat sekembalinya ke kampung halaman.

Begitu banyak tempat yang dikunjungi beragam budaya dan bahasa membuat saya sadar ternyata apa yang saya tahu dan pahami selama ini hanya secuil dari bongkahan raksasa kehidupan. Ada rasa sungkan ketika akan menulis kembali, karena saya tau ada begitu banyak orang diluar sana yang jauh lebih memahami apa yang saya tulis.


Tulisan ini bukan tulisan penutup, setidaknya belum.  Hanya rehat sejenak. Entah sampai kapan 

2014/07/10

Blackberry Z10, si Android Jellybean yang Stabil


Akhirnya setelah lama berkutat dengan android saya pun beralih kembali ke Blackberry. Menggantikan BB Gemini saya yang sudah bocel sana sini karet casingnya. Jujur Blackberry z10 ini sebenarnya pilihan kedua saya karena sebenarnya saya menunggu Asu* Zenfon* yang sampai saat ini pun stok nya masih seiprit dan kalaupun ada harganya dipermak habis habisan oleh seller dan menurut saya sudah nggak worth lagi.
Salah satu fitur yang penting bagi saya dan harus ada adalah kamera yang mumpuni namun tentu harga masih terjangkau. Stok aplikasi yang melimpah dan gratis. Setelah browsing sana sini akhirnya pilihan saya jatuh kepada Blackberry Z10. Terlebih dengan upate OS terbarunya si bb ini bisa langsung menginstal aplikasi APK semudah menginstal dari HP android sendiri. 

Desain juga nggak malu – maluin. Ketika posisi off layar nampak hitam mulus. Bodi yang agak mengotak mengingatkan pada iphone. Ukurannya juga pas disaku. Saya tidak terlalu suka layar berukuran ekstra besar. Layarnya smooth kerapatan pixelnya juga bagus. Jauh banget dengan lenovo murah meriah saya, hehe. Fitur fitur hp premium semacam ram 2gb, koneksi NFC dan miracast juga sudah terbenam di hape ini.
Kenapa judul diatas saya sebutkan android? Ternyata setelah saya lihat spesifikasi melalui CPU z terdeteksi kalau menggunakan android 4.2.2 hehe. Bagaimana performanya? Blackberry Z10 ini Cuma dualcore, snapdragon. O iya, prosesor snapdragon juga menjadi syarat utama saya berikutnya. Pengalaman sebelumnya dengan prosesor MTK gps nya lumayan parah akurasinya. Si bb ini gps nya akurat dan cepat setelah saya coba menggunakan aplikasi navigasi waze dan navfree. GPS sangat penting untuk orang yang susah mengingat jalan seperti saya ini. Walaupun cuma dualcore entah kenapa hape ini cukup smooth dan gegas. Mungkin ditunjang ram yang lega. Antutunya juga tidak sampai 12000. 

Z10 yang saya pakai ini merupakan versi stl-01 yang bisa update OTA. Sejauh ini sudah update tiga kali. Perubahan setelah update cukup lumayan. Awal mula baterai terasa panas dan boros sekali. Namun sekarang adem adem saja digenggam. Kekurangan setelah update indocator baterai yang mentok 94% belum sempet coba tips di forum forum untuk kalibrasi ulang baterai. Dan juga menurut saya tidak terlalu menjadi masalah, karena 94% sekarang lebih irit dan adem daripada 100% versi OS yang dulu.
Berikutnya tentang operating sistemnya. Blackberry Z10 ini menggunakan BB OS 10. Awal mula memakai ini agak kagok. Tidak ada tombol sama sekali di muka. Bagaimana jika ingin back atau close aplikasi? Ternyata mudah sekali tinggal menyapu layar keatas. Sekarang justru saat memakai android saya kagok dan merasa kurang cepat dan praktis saat menutup aplikasi. 

Yang paling saya suka dari BB OS 10 ini adalah BB Hub. Dengan hub ini semua pesan dari berbagai aplikasi terkumpul dan dapat kita buka tanpa membuka aplikasinya satu satu. Entah itu email, sms, bbm, whatsup, dll dengan mudah kita buka dalam satu tampilan dengan satu sapuan jempol di layar. Praktis dan simpel. Salah satu menu di hub ini juga ada menu “lampiran”. Jadi kita bisa dengan mudah menemukan lampiran dokumen pesan yang lalu dalam satu tampilan. Sangat bermanfaat sekali dalam menemukan dokumen yang kadang kita sudah lupa email dari siapa dan kapan. Sangat terbantu menerima/ mengirim pesan dengan mudah dan cepat dalam satu kali buka terutama masalah pekerjaan. 

Keunggulan – keungulan sudah banyak disebutkan. Bagaimana dengan kekurangannya? Kekurangan mendasar adalah kekuatan baterainya. Pertama kali memakai dengan kondisi sinyal 3G layar kecerahan 50 persen, browsing dan chat mungkin hanya bertahan sekitar 6 jam. Ironis misalnya saja dibandingkan laptop netbook asus jadul saya yang bisa tahan 5 jam an. Namun akhirnya masalah ini terpecahkan dengan beberapa setting dan update OS. Sekarang lumayan bisa bertahan lebih dari 12 jam. Kekurangan kedua yaitu aplikasi android yang digunakan tidak bisa memakai layanan google. Sebagai contoh saya gagal saat menginstal sygic karena memerlukan map google. 

Dengan harga yang berimbang dengan zenfon dan fitur hape kelas premium, si blackberry z10 ini cukup layak untuk dijadikan pertimbangan. Demikian review singkat saya, semoga bermanfaat.
*screenshot pendukung akan diupload menyusul kalau sempet, hehe.

2014/04/30

tambal gigi dan cabut gigi - my fear factor


 
Setiap orang pasti memiliki ketakutan masing – masing kawan. Dan bagi saya salah satu hal yang paling mengerikan adalah pergi ke dokter gigi. Padahal dua gigi saya sedang bermasalah dan perlu perawatan. Sebenarnya duluu sekali gigi saya ini pernah saya tambal. Namun akhirnya sewaktu saya kuliah tambalan ini lepas dan saya biarkan saja. Gigi yang tambalan nya lepas ini akhirnya habis dan menyisakan potongan kecil. Dan apesnya gigi bermasalah ini ternyata mengajak gigi di sebelahnya untuk bersekongkol melubangi diri. Jadilah saya memiliki 2 gigi yang bermasalah, satu sudah rontok tinggal kecil dan satunya lagi berlubang cukup ekstrim. 

Satu setengah tahun lalu gigi yang berlubang ini sakit luar biasa. Kalau pas lagi sakit tanpa terasa air mata langsung menetes, kepala berdenyut denyut. Akhirnya terpaksa ke dokter gigi. Ternyata begitu diperiksa di dalam lubang gigi saya telah tumbuh semacam daging. Dan daging ini membengkak sehingga terasa sakit. Oleh dokter diberikan obat dan diminta untuk datang lagi 3 hari kemudian. 3 hari berikutnya saya datang lagi. Walah, ternyata tempat praktek dokter bersama ini dokter giginya ada banyak. Kali ini dokter yang menangani berbeda. Saya jadi agak ragu karena ditangani dokter yang berbeda. Apalagi dokter kali ini mengatakan kalau bengkaknya tidak sembuh dicabut saja. Vonis yang membuat saya berkeringat dingin. Apalagi ini adalah gigi geraham sebelah atas yang saya perhatikan paling besar dibandingkan teman – temannya. Saya coba gerak – gerakkan pun tetap bergeming masih gagah perkasa menancap di gusi saya. Saya membayangkan alangkah sakitnya kalau dicabut. Akhirnya saat tiba saya harus kontrol lagi saya tidak datang hingga beberapa minggu lalu satu setengah tahun kemudian saya kembali ke dokter gigi di tempat yang lain.

Sebelum ke dokter gigi saya sempat melakukan riset kecil kecilan mengenai kondisi gigi saya melalui mbah gugel. Menurut berbagai sumber dari mbah gugel saya tahu bahwa di dalam gigi saya yang berlubang telah tumbuh polip. Polip ini tumbuh sebagai bentuk pertahanan tubuh untuk mencegah infeksi karena adanya lubang di gigi. Nah yang membuat riset saya menjadi mengerikan adalah untuk dapat ditambal si polip ini harus dipotong. Gubrak. Membayangkan saja rasanya sudah panas dingin. Semakin saya membaca berbagai literatur tentang si polip ini saya semakin takut ke dokter gigi. Namun karena saya sedang berencana mengikuti sesuatu hal, dan di tempat tersebut menurut informasi dari teman yang sudah berangkat terlebih dahulu biaya kesehatan termasuk pemeriksaan gigi cukup mahal akhirnya saya merencanakan untuk segera memeriksakan gigi saya.

Setelah mensurvei orang – orang sekantor akhirnya saya mengerucut ke satu dokter gigi. Menurut informasi katanya sudah cukup senior dan sekaligus dosen di kedokteran gigi. Walaupun bukan di tempat yang dicover oleh asuransi kantor tidak masalah. Yang penting gigi saya berada di tangan yang tepat. Dalam proses survei banyak cerita cerita tragis tentang cabut gigi yang gagal sehingga bengkak dan sebagainya. Beberapa kali saya membuat rencana ke dokter gigi dan selalu saya batalkan sendiri secara sepihak karena mendekati hari H badan saya panas dingin deg degan, hehe. Sempat terpikirkan untuk menggunakan jasa hipnoterapis agar saya berani ke dokter gigi. Terdengar lebay ya? Hehe. Namun kelebayan harus berhenti karena browsing sana – sini jasa hipnoterapis lumayan mahal. Untung saya sempet diajarkan cara self hipnosis bulan sebelumnya sewaktu pelatihan. Beberapa malam saya mencoba menghipnotis diri saya sendiri. Hasilnya? Gagal total.

Akhirnya suatu hari tanpa rencana selepas lembur kerja saya meluncur ke dokter gigi. Saya ceritakan kondisi gigi saya kemudian pak dokternya memeriksa secara langsung. Dia memberikan dua alternatif untuk gigi geraham saya yang berlubang dan ada dagingnya. Dicabut atau dirawat. Kalau dirawat memerlukan sekitar tiga kali kunjungan. Saya pun menanyakan bagaimana nasib daging di dalam lubang tersebut. Pak dokter menjelaskan nanti akan diberikan obat sehingga jaringan di dalamnya mati. Kedengarannya tidak terlalu mengerikan, akhirnya saya memilih dirawat saja. Lubang gigi saya dimasuki obat kemudian ditambal sementara. Aneh juga sebenarnya. Karena biasanya saya sentuh sendiri sakit si daging ini, pada saat diperiksa dan dimasuki obat tidak sakit. Kunjungan pertama ke dokter gigi ini berjalan lancar aman dan terkendali.

Tiga hari kemudian kunjungan kedua ke dokter gigi. Na ini dia saat yang agak mengerikan. Gigi saya yang berlubang diperiksa kembali. Entah kapan dan bagaimana karena saya merem ketakutan pak dokter berkata ini dagingnya mas sudah saya ambil ya, sambil menunjukkan semacam pinset yang ada dagingnya. Gubrak. Setelah dibersihkan dan dibor sana sini gigi saya yang berlubang kemudian ditambal sementara kembali. Setelah selesai dengan gigi yang berlubang pak dokter menyarankan gigi yang rusak disebelahnya untuk dicabut. Karena memang bengkak setelah gigi yang berlubang dirawat. Setelah saya pikir pasti gigi tinggal seiprit ini nggak sakit saat dicabut. Saya pun menyetujui. Dokter meminta anestesi ke asistennya. Ampun. Liat suntiknya dah panas dingin saya. Akhirnya merem saja dan berdoa. Terasa ada yang tajam menyentuh gusi saya. Seperti digigit semut kata orang bilang. Tapi jangan sekai kali percaya awan, rasanya sakit. Dua atau tiga kali saya disuntik. Terasa juga saat obat keluar dan menelusup diantara gusi. Brr. Dibiarkan sebentar menunggu reaksi bius bekerja. Kemudian tes obat biusnya. Gusi saya semacam ditusuk. Pak dokter bertanya, masih terasa sakit? Saya pun mengiyakan. Dokter pun berkata lagi ke asisten, anestesi. Gubrak. Lagi?? Pingin kabur saja sebenanrya tapi sudah terlanjur basah. Akhirnya 2 atau tiga suntikan lagi mendarat. Bibir saya yang memang tebal terasa semakin tebal. Bahkan sedikit bagian hidung saya seolah – olah hilang dari wajah saya. Namun efeknya lumayan. Sekarang kayanya area mulut sebelah kiri saya kebal rasa sakit.

Sekarang giliran alat mengerikan lainnya bekerja. Pak dokter meminta semacam tang dari suster. Gigi saya yang tinggal seiprit kemudian dicoba untuk dicabut. Dan ajaibnya gigi seuprit ini bandel sekali. Pak dokter sampai berkali kali ganti berbagai jenis tang. Saya yang sesekali merem dan melek melihat dengan ngeri. Akhirnya terasa sesuatu dengan susah payah ditarik dari gusi saya dan menghilang. “akarnya panjang mas” kata pak dokter. Ternyata gigi seuprit ini menipu saya. Untunglah berhasil tercabut. Saya kemudian diminta untuk menggigit sesuatu semacam kapas selama satu setengah jam dan menebus obat di apotik.

Beberapa kali setelah gigi dicabut saya meludah merah darah. Sekitar dua jam kemudian di kos saya penasaran dan melepas kapas yang katanya digigit sejam ini. Walahdalah, darah dimana mana kawan. Perlahan lahan nyut nyut ringan juga terasa. Saya mencoba untuk merem walau sesekali meludah karena banyak darah dan air liur. Besoknya nyut nyut sudah menghilang. Dan oonnya saya merasa sudah sembuh padahal belum. Siangnya langsung saya tes dengan seporsi besar betutu yang pedas dan penuh rempah. Otomatis bumbu dan entah benda apa lagi nempel di bekas cabutan gigi. Hal ini reflek membuat saya berkumur agak kuat yang semestinya tidak boleh dilakukan.

Besoknya seharusnya saya kontrol lagi memeriksa tambalan sementara saya. Tapi ternyata ada tugas dari kantor ke surabaya. Ya sudahlah, sekalian pulang kampung. Di surabaya gigi saya yang belum sembuh ini saya tes lagi bebek sinjay di madura. Pas. Entah mungkin karena kecapekan akhirnya kondisi saya tidak fit. Tenggorokan terasa panas dan agak flu. Kondisi ini terasa sampai saya kembali ke bali 3 hari kemudian. Esoknya saya periksakan lagi gigi saya yang terasa agak aneh ke dokter gigi sekalian cek tambalan sementara saya.

Kembali lagi saya bersandar di bawah lampu menyilaukan kursi periksa dokter gigi. Kayaknya pak dokter nya membawa berita buruk. Tambalan sementara saya agak infeksi sehingga belum berani ditambal permanen dan kembali diberi obat. Untuk bekas gigi saya yang dicabut juga bermasalah. “Sering begadang mas? Sempat demam?” tanya pak dokter. Saya cuma mengangguk angguk pasrah. “hmm, saya rawat lagi ya bekas cabutannya agak infeksi, seharusnya sudah menutup lukanya namun karena kondisi tubuh tidak bagus agak bermasalah” ujar pak dokter. Kembali saya mengangguk pasrah. Namun hal yang mengerikan dan tidak terduga terjadi. “anestesi” ujar pak dokter ke suster. Halooo, nggak salah denger? Anestesi? Dengan tampang memelas saya pun bertanya, “disuntik lagi dok?”. “sedikit, tenang saja, rileks” jawab pak dokter. Ampun. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain berdoa dan pasrah. Kembali 2 kali suntikan mendarat digusi saya. Entah diapakan lagi gusi bekas cabutan gigi saya. Kembali setelah itu saya harus menggigit kapas sama seperti awal gigi baru dicabut. Sampai kos segera saya tidur agar gigi ini tidak sempat terasa nyut nyut.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya kali ini gigi saya perlakukan dengan sangat halus. 3 hari saya makan bubur dan lontong. Berkumur sangat pelan dan hati – hati. Setiap ingin makan yang aneh – aneh saya teringat jarum suntik berkilat di bawah lampu periksa. Akhirnya setelah tiga hari saya makan makanan normal dengan pelan dan menghindar dari lokasi cabut gigi. Sekarang saatnya periksa kembali. Deg degan juga setelah kunjungan sebelumnya kondisi gigi saya memburuk. Alhamdulilah kunjungan kali ini sebaliknya. Gigi saya yang berlubang akhirnya bisa ditambal permanen. Setelah saya lihat tambalan raksasa melindungi gigi saya. Bekas cabut gigi juga bagus namun belum sempurna harus hati hati lagi. Tinggal satu proyek lagi, memberihkan karang gigi. Nantilah setelah benar benar sembuh karang di gigi saya diberantas.

Akhirnya sesi mendebarkan 4 kali ke dokter gigi terlewati. Nah bagi kawan semua yang sedang browsing tentang sakit gigi dan nyasar ke blog saya berikut beberapa tips:
1.      Sebisa mungkin lubang gigi ditambal semakin awal semakin baik. Semakin lama semakin mengerikan penanganannya.
2.      Apabila menurut anda tindakan yang akan dilakukan menakutkan silahkan cari second opinion ke dokter lain.
3.      Lubang gigi besar dengan polip di dalamnya masih bisa ditambal lo. Lumayan daripada ompong dan tidak bisa makan kacang lagi.
4.      Cari rekomendasi dokter gigi yang bagus. Jangan sungkan tanya – tanya dokter gigi recomended di kota anda.
5.      Jangan berkumur kuat di bekas cabut gigi karena akan merusak jaringan yang baru akan terbentuk untuk menutup lubang bekas cabut gigi.
6.      Selamat memeriksakan gigi, semoga cepat sembuh : )

2014/03/26

Melacak HP Android Hilang Tanpa Instal Software

Halo apa kabar kawan semua. Lama sekali ya ternyata saya tidak membuka blog ini. Padahal begitu banyak hal dan pengalaman yang bisa dibagikan. Karena kesibukan yang lumayan banyak dan tingkat kemalasan yang tinggi diantara kesibukan tersebut akhirnya blog yang terbuang ini semakin jarang disentuh.

Oke, sekalian absen biar blog ini masih eksis dan juga kebetulan lagi di depan laptop dan ada hal menarik yang bisa saya bagikan, inilah dia topik kali ini "mencari lokasi hp android". Cara ini mungkin bermanfaat kalau sewaktu - waktu hp kawan semua hilang / lupa naruh dimana. Untuk menemukan cukup simpel. Buka alamat berikut https://www.google.com/android/devicemanager?u=0 dan silahkan log in menggunakan akun google yang sama dengan hp android yang kawan cari. Berikut contohnya ketika saya mencoba berpura - pura kehilangan hp murah meriah saya si lenopo yang nampak di depan mata. Si mbah google ternyata tahu dimana posisi si hp (pura - pura nggumun alias heran). Disertakan pula pilihan untuk membunyikan hp dan mengunci. Saya coba membunyikan si lenopo melalui laptop saya, ternyata berbunyi kawan (nggumun beneran) dan ringtone ini berbunyi tanpa panggilan masuk.

 

Cara yang simpel dan efektif terutama untuk orang pikun seperti saya. Silahkan mencoba dan semoga bermanfaat.