Senang, bahagia, ngantuk, capek, marah, malu, bercampur menjadi satu, ya sudah, menulis saja. Hari ini saya dan beberapa teman jalan jalan ke cangar bagi yang belum tahu cangar bisa klik Raider 125 goes to cangar Banyak kisah menarik yang saya alami. Perjalanan berangkat ke cangar sangat menyenangkan. Suasana cerah jadi bisa foto –foto sepuasnya. Begitu juga pas di cangar. Berendam air hangat..hmmm…. seandainya saja di rumah punya kolam seperti itu.. hehe..
Selengkapnya perjalanan di cangar bisa dilihat di link di bawah ini
Raider 125 goes to cangar part 2
Raider 125 goes to cangar part 1
Ketika pulang dimulailah kisah menyedihkan. Hehe.. saya terjebak karnaval yang mengakibatkan kemacetan. Sekitar 2 jam saya berkutat macet. Berusaha mencari jalur alternatif yang akhirnya mentok di kemacetan juga. Namun, bukan hal ini yang merusak kebahagiaan hari ini. Pas perjalanan pulang dari Batu saya terjebak macet lagi. Kali ini saya searus dengan biang keladi kemacetan. Biang keladi kemacetan adalah sekelompok besar orang berpakaian putih putih, berkerudung, berpeci, memegang bendera bersimbol salah satu agama.
Sekelompok orang ini berkonvoi memenuhi jalan dan menyuruh orang lain minggir. Umumnya tidak memakai helm. Mungkin peci atau surban yang mereka gunakan sudah cukup aman, mungkin aman dunia akhirat. Tak lupa sirine sesekali dibunyikan. Arus berlawanan pun tidak berkutik. Mereka minggir bahkan sampai ke trotoar. Saya tidak tahu konvoi ini dalam rangka apa. Namun jelas – jelas mereka sangat merugikan orang lain. Saya sadar, ilmu agama saya masih cetek, masih bodoh, tidak pantas dibandingkan dengan mas – mas, mbak – mbak, bapak ibu ini. Namun, setidaknya saya paham yang mereka lakukan itu sama saja dengan mendzolimi orang lain yang juga memiliki hak yang sama dalam berlalu lintas. Dimulai dengan tidak dipatuhinya peraturan lalu lintas. Tanpa helm, membawa anak – anak dalam konvoi. Mereka juga merampas hak orang lain untuk ikut menggunakan jalan raya.
Mungkin saja di salah satu mobil yang mereka buat macet ada dokter yang sedang berjuang untuk sampai di rumah sakit secepatnya karena ada pasien kritis mengingat di jalur itu ada rumah sakit. Mungkin juga diantara orang – orang yang terjebak kemacetan itu ada seorang kurir titipan kilat yang dikejar waktu untuk memberikan paket kalau tidak pekerjaannya bisa dicopot, anak istrinya pun kelaparan. Dan banyak lagi kemungkinan lainnya.
Pada saat itu saya membonceng teman yang kebetulan beragama lain. Saya malu sekali. Saya malu karena seperti inilah ulah beberapa gelintir orang yang agamanya sama dengan yang saya anut. Ketika melintas, saya memperhatikan wajah – wajah orang yang terjebak macet. Ada yang takut, jengkel, melirik sinis. Saya malu sekali, karena saya merasa expresi itu juga ditujukan kepada saya.
Ya sudahlah. Semoga saja Allah SWT memberikan pengganti yang jauh lebih baik kepada orang – orang yang tadi terdzolimi. Amiin....
Ya Allah. jangan masukkan aku ke dalam golongan orang orang yang mendzolimi dan merugikan orang lain... Amiin....
-obie- 7 Agustus 2010, 5.42 sore
2010/08/10
Malu
Posted by
blog e obie
at
6:22:00 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment