2013/04/28
Mencicipi Budaya Baru
2013/04/22
Cita –Cita
2013/04/03
Foto Prewed Murah Meriah Bonus Kamera DSLR
Kelanjutan dari hobi foto -foto saya kawan, saat ini saya tertarik untuk mencari info yang berbau foto preweding. Dan ternyata biaya foto prewed lumayan juga kawan. Lumayan mengharuskan kita merogoh kocek cukup dalam. Namun sebenernya hal ini bisa diatasi tentu memerlukan sedikit kreatifitas.
Gimana caranya? Simpel. Gunakan uang yang sudah dianggarkan untuk membeli kamera. Kalaupun yang baru kemahalan boleh juga yang second dengan kualitas bagus. Cari kamera yang bisa dikontrol dengan remot. Untuk tipe - tipe yang bisa menggunakan remot silahkan browsing aja ya, saya juga tidak hapal, hehe. Peralatan berikutnya yang diperlukan adalah tripod. Kalau masih kemahalan boleh juga pinjam saja tripodnya. Atau kamera ditaruh di tempat / benda di sekitar lokasi foto.
Untuk foto prewed do it your self ini perlu dibuka pintu kreatifitas seluas - luasnya. Terserah tema apa yang diinginkan. Silahkan diskusikan dengan calon partner hidup anda. Bagaimana dengan lokasinya? lokasi pun nggak perlu yang wow wow kawan. Nggak perlu jauh - jauh ke Bali atau Lombok. Bahkan sekedar di lapangan atau area persawahan pun juga bisa menarik. Toh kalau ingin lebih menajamkan model, background belakang akan dibuat full bokeh alias blur.
Bagaimana caranya? Yah, tentunya harus bisa mengoperasikan kameranya kawan. Nggak perlu bisa banget. Tutorialnya pun bertebaran di internet. Silahkan dibaca dan dipraktekan. Setelah mulai bisa mengoperasikan kamera, sudah bisa mengambil gambar yang tajam tidak terlalu terang atau gelap, fokus pas, saatnya beraksi.
Minta pasangan kawan untuk berada di posisi pengambilan gambar. Atur iso, fokus dan sebagainya. Set mode pengambilan gambar menggunakan remot + timer. Jadi saat shutter diaktifkan menggunakan remot akan ada jeda waktu sesuai timer. Setelah diset silahkan ikutan berpose bersama pasangan. Pencet remotnya.. say cheeseee, jepret!! jadilah satu buah foto prewed. Simpel, terserah gaya apa, tidak perlu sungkan dengan sang fotografer. Biaya hampir sama namun bonus kamera.
Sempet juga bereksperimen mengambil foto dengan metode seperti ini. Saya menggunakan nikon D90, Lensa Nikon 55-200mm dan remot. Remot sengaja khusus saya beli untuk eksperimen ini. Murah meriah kawan, cukup 50rb rupiah, remot nikon mungil sudah ditangan. Hasilnya? lumayan juga kawan. Untuk sesi narsis berdua. Kali ini bahkan tukang foto pun ikut - ikutan pingin difoto, hehe.
Semoga bermanfaat.
2013/03/24
FOTODUNIAKU.WORDPRESS.COM
2013/03/18
Review Amatiran Nikon D90
Setelah beberapa saat berpartner dengan Nikon D3100 dan mulai mengerti sedikit bagaimana mengatur seting manual di kamera DSLR akhirnya saya mulai melirik partner yang lain. Yah, memang sih belum bisa dikatakan sangat menguasai menggunakan partner saya terdahulu, namun saya putuskan untuk sekalian belajar menggunakan partner lain dengan fitur yang berbeda.
Awalnya ada beberapa pilihan. Saya suka Nikon namun tidak ada salahnya juga mencoba canon. Lihat sana sini berbagai review agaknya yang menarik adalah 60D. Namun mempertimbangkan saya sudah familiar dengan Nikon dan saya juga sudah punya lensa untuk Nikon akhirnya pilihan kepada canon dicoret. Untuk Nikon pun masih mengerucut dua pilihan Nikon D5100 dan D90. Dengan budget yang saya siapkan agaknya dua kamera ini yang masuk kriteria.
D5100 merupakan kakak dari partner saya sebelumnya D3100 namun dengan fitur yang lebih lengkap. Disebut – sebut sudah menggunakan sensor terbaru seperti yang digunakan kamera dslr tipe elit sehingga kualitas gambarnya pun bagus. Dilengkapi dengan layar flip yang memudahkan mengambil angle ekstrim. Nggak perlu dlosoran untuk mengambil sudut gambar aneh – aneh. Di salah satu review pun dijelaskan bahwa kamera ini jelas – jelas mengalahkan D90 dalam berbagai hal. Sensor lebih baru, ringan, lebih murah. D90 jadul mahal dan berat.
Namun yang dibahas di forum – forum penggemar kamera berbeda. Ternyata justru D90 mendapat tempat di hati para anggota forum. Kamera jadul dan berat ini ternyata masih banyak diminati. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil kamera ini.
Kesan pertama memegang Nikon D90 ini berat namun lebih mantap digenggam. Di bodynya banyak tombol aneh – aneh yang kemudian saya tahu tombol –tombol ini sangat memudahkan dalam mengambil gambar. Misalnya tombol putar untuk speed dan aperture yang terpisah yang sangat memudahkan mengatur speed dan aperture. Di bagian atasnya juga ada lcd monochrome kecil untuk melihat berbagai indicator.
Bagaimana dengan hasil fotonya? Teman saya pernah bilang mungkin hasilnya tidak jauh berbeda tinggal bagaimana kita mengambil gambar. Namun ternyata harga memang tidak bohong kawan. Orang jawa bilang ono rego ono rupo. D90 body nya saja tanpa lensa lebih mahal dari D3100 beserta lensa kitnya, fiuh. Entah Cuma perasaan saya saja atau bagaimana, namun hasil foto terlihat lebih “cling” bersih, warnanya tajam. Rasanya nggak usah diedit juga nggak papa. Hasil yang terlihat di LCD kamera sama setelah dipindah ke laptop. Dulu sewaktu masih memakai D3100 di lcd kamera hasil foto terlihat tajam dan keren, namun entah mengapa setelah dipindah ke laptop hasilnya kurang bagus. D90 ini saya pasangkan dengan 55-200mm dari Nikon juga. Pinginnya saya pasangkan juga lensa fix, tapi ambil nafas dulu, biar kantong nggak jebol.
Untunglah puas dengan hasilnya walaupun sebenarnya saya agak tergesa – gesa memilih kamera ini. Belum terlalu banyak lihat review ini itu saya putuskan untuk memilih tipe ini. Maklum agak kejar tayang soalnya saya pingin jepret2 perayaan nyepi semacam ogoh – ogoh dan omed – omed an. Untuk contoh hasil fotonya bisa dicek di blog saya khusus jeprat - jepret fotoduniaku.wordpress.com.
2013/01/29
Akhirnya Jemari Ini Bisa Menari Lagi
Sudah lama sekali rasanya jari – jari tangan saya tidak memencet tuts keyboard untuk mengetik artikel. Berawal dari erornya beberapa tuts keyboard saya secara tiba – tiba. Rusaknya pun nanggung kawan. Hanya beberapa huruf saja yang eror. Eror satu atau seluruh tuts pun sebenarnya sama. Sama – sama harus ganti keyboard. Tuts sempat bisa dipakai kembali setelah saya utek – utek. Saya preteli si tuts membandel ini. Ternyata dibalik tuts ini lumayan mengerikan. Banyak debu dan benda nggak jelas lainnya termasuk rambut. Namun akhirnya jurus ngawur ini tidak bertahan lama karena beberapa tuts membandel itu akhirnya eror lagi. Sementara untuk kerja di kantor saya menggunakan keyboard usb biasa yang dipakai pc.
Laptop saya ini sudah lumayan jadul kawan. Dibeli sejak tahun pertama kuliah tahun 2006 akhir. Jaman laptop masih lumayan mahal. Laptop sejenis milik saya ini mungkin sudah banyak bertebaran di rongsokan servis komputer. Namun entah kenapa punya saya yang satu ini lumayan bandel. Bahkan dulu pas saya kuliah pada saat membawa pernah kecelakaan motor dan layar laptop ini pun mangap. Namun ternyata masih bisa dipakai, hingga sekarang. Kalau saja saya tidak kecantol kamera dan segala atribut perlengkapannya pasti laptop ini sudah pensiun.
Dengan keyboard usb laptop ini pun tidak masalah dipakai kerja. Namun menjadi hal yang repot ketika saya ingin mengetik di kos. Untuk mengedit beberapa huruf sih tidak masalah menggunakan on screen keyboard yang harus dipencet satu – satu menggunakan mouse. Repotnya ketika ingin mengetik artikel. Akhirnya saya membeli satu keyboard usb untuk dipakai di kos. Keyboard usb ini terbuat dari karet dan elastis. Awalnya saya pikir aman dari debu. Ternyata setelah sampai dikos keyboard jenis ini susah sekali untuk dipakai mengetik cepat 22 jari (2 jari tangan kiri 2 jari tangan kanan) gaya mengetik yang saya temukan sendiri. Terpaksa mau tidak mau keyboard bawaan ini harus diservis.
Seharian browsing servisan laptop telpon sana sini ternyata sudah lumayan susah untuk mencari keyboard laptop saya ini. Ada satu yang lumayan mahal itupun bukan keyboard aslinya. Saya keliling toko komputer pun demikian. Kosong. Akhirnya saya coba ke sebuah mall khusus komputer dan iseng tanya ke salah satu counter servis. Counter servis tersebut tidak punya stok namun dicoba dicarikan. Laptop saya dibawa dan si tukang servis berkeliling memperlihatkan laptop jadul saya ke counter yang lain. Akhirnya salah satu counter ada yang punya. Saya lihat terongok laptop seperti milik saya dengan kondisi mengenaskan tanpa layar monitor. Keyboardnya kemudian dicopot dan dipasangkan ke si jadul milik saya. Tara.. masih berfungsi kawan. Lumayan daripada tidak ada sama sekali. Keyboard ini pun asli bawaan pabrik. Melihat sekeliling counter servis saya jadi bangga dengan si jadul ini. Di sana sini terongok laptop keluaran baru bertumpuk – tumpuk. Bahkan dari merek yang terkenal mahal. Kata si tukang servis laptop saya bisa masuk muri karena masih bisa bertahan sampai sekarang.
Sekarang jari – jari ini sudah bisa menari lagi diatas tuts keyboard. Masih kepikiran untuk mengganti dengan yang baru. Tapi nanti sajalah. Setelah ganti adaptor, keyboard dan diinstal ulang laptop ini kembali fresh dan siap menemani saya mengetik atau sekedar edit foto hasil hunting.
Berburu Barang Murah Lewat Internet
Permisi mbak, mau beli barang A ada? Ritual yang sering kita lakukan pada saat akan membeli sesuatu. Jual beli konvensional di toko – toko yang ada di daerah kita. Namun apa jadinya ternyata kita juga bisa membeli sesuatu yang lain di luar pilihan yang ada di toko? Bahkan dari suatu tempat yang jauh? Pasti menarik.
Yup, itulah yang saya rasakan akhir – akhir ini kawan. Saya punya hobi baru. Browsing barang – barang nggak jelas di situs jual beli online. Saya banyak menemukan benda benda menarik dan tentunya harganya lebih murah / sulit didapat di sekitar tempat saya berada. Barang barang tersebut bisa baru atau bekas pakai. Ada ungkapan apa yang berarti untuk kita belum tentu juga berarti untuk orang lain bukan? Dalam jual beli barang bekas hal ini sangat menarik. Karena sudah nggak diperlukan lagi, daripada membuat penuh rumah lebih baik dijual saja. Disisi lain nun jauh entah dimana ternyata ada orang yang sedang memerlukan barang yang kita jual tersebut. Terjadilah transaksi saling menguntungkan. Pihak pertama mendapat tambahan pemasukan dari barang yang sudah tidak terpakai dan pihak lainnya memperoleh barang yang dicari yang tentunya harganya lebih murah daripada membeli baru.
Dari pengalaman saya sudah beberapa kali bertransaksi semacam ini. Bahkan kayaknya saya mulai agak hobi mengoleksi barang second buruan ini. Sebut saja kamera DSLR Nikon D3100, lensa Nikon 55-200mm, blackberry dan charger laptop jadul acer saya. Beberapa barang juga saya beli baru sebut saja perlengkapan untuk turing motor, dudukan gps, hygrometer, head set, tv, hingga mp3 player.
Nggak gengsi beli barang second? Oo tidaak. Bahkan terkadang lebih menarik kawan. Ada rasa kepuasan tersendiri setelah melakukan riset browsing berbagai situs akhirnya menemukan barang berkualitas dengan harga selisih cukup jauh dengan harga barunya. Setiap barang juga memiliki kisah tersendiri saat dibeli.
Belanja online tentu ada resiko utama yang menghantui. Bisa saja kita ditipu kawan. Karena kita tidak bisa bertemu tatap muka dengan penjual. Itulah mengapa sangat dianjurkan untuk menggunakan metode COD atau cash on delivery. Barang diantar / janjian di suatu tempat, cek barang, cocok dibayar di tempat itu juga. Untuk barang dengan nominal tidak terlalu besar barulah saya berani untuk transfer langsung.
Pertaruhan terbesar saya adalah ketika saya membeli lensa Nikon 55-200mm. di tempat saya berada lensa second jenis ini susah didapat. Akhirnya saya menemukan dengan kondisi yang lumayan baik di kota Surabaya. Setelah deal harga, penjual tidak menerima rekber di bawah nominal tertentu. Rekber maksudnya rekening bersama kawan. Pemilik rekening bersama ini me makelar i transaksi. Pembeli mentransfer uang ke rekber. Oleh rekber uang ditahan sampai dengan adanya konfirmasi pengiriman oleh penjual. Setelah penjual memberikan bukti pengiriman barulah uang yang ditahan rekber tadi diteruskan kepada penjual tentunya rekber ini memungut fee. Untunglah si penjual setuju untuk cod. Uang saya transfer kepada teman saya yang ada di Surabaya untuk cod dengan penjual. Pertaruhan tidak berhenti sampai disini. Saya sama sekali tidak bisa memeriksa kondisi lensa yang saya beli.namun akhirnya saya beranikan diri dengan berpedoman bahwa penjual ini memliki rating yang sangat baik. Dan untunglah lensa masih dalam kondisi baik dan aksesoris pendukungnya lengkap disertakan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat akan bertransaksi online:
1. Sangat amat utamakan sekali (top priority) untuk cod, cari tempat yang ramai dan aman untuk cod.
2. Periksa latar belakang si penjual apakah terpercaya atau tidak, telusuri forum lain tempat si penjual menjajakan dagangannya.
3. Pastikan sudah mengetahui harga barunya sebagai perbandingan.
4. Yang namanya barang second pasti tidak 100 persen sempurna, cari penjual yang dengan jujur menceritakan kelemahan barang yang dijual
5. Utamakan memilih karena fungsi bukan karena tampilan si barang
6. Jangan tergiur dengan harga yang terlalu murah, jangan serakah kawan.
7. Hindari penjual yang setengah mendesak dan terlalu bersemangat agar kita segera mentransfer uang (saya pernah ditelpon lamaaa sekali oleh penjual kamera yang saya perkirakan penjual kamera tipu2 kw3 yang semangat sekali mendesak saya transfer untuk kamera dslr dengan harga sangat murah, sipnya si penjual mencatut nama toko kamera yang memang ada di sekitar saya berada namun tidak berani diajak cod, ocehan si penjual mirip ocehan fans mlm yang berusaha memprospek korbannya)
8. Jangan bosan bosan membandingkan harga satu lapak dengan lapak lain di forum jual beli, selisihnya bisa lumayan.
9. Berdoa : )
Bagaimana kawan? Tertarik mencoba? Selamat berburu!