2013/04/28

Mencicipi Budaya Baru


Mungkin sudah seringkali saya mengatakan ini, Indonesia ternyata sangat kaya budaya kawan, luar biasa. Dengan luas geografis yang luas dan di setiap daerah memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda – beda. Termasuk sebuah pulau mungil di sebelah pulau jawa yang  sangat terkenal di berbagai penjuru dunia, Bali. Tuntutan pekerjaan mengharuskan saya tinggal di pulau ini. Alam yang indah dan mempesona di pulau ini memang terkenal, namun menurut saya sih tidak terlalu spesial dibandingkan dengan belahan lain Indonesia di luar sana. Lantas apa yang menyebabkan pulau kecil ini menarik? Benar kawan, budayanya.

Budaya Bali sangat menarik karena sampai sekarang pun masih relatif kuat. Mungkin juga hal ini tidak terlepas dari pengaruh agama Hindu yang memang sangat berkaitan erat dengan budaya bali. Beberapa kali saya mengamati upacara keagamaan disini namun tidak pernah bersentuhan langsung. Kali ini saya berkesempatan untuk sedikit terlibat karena kebetulan kantor saya akan mengadakan upakara untuk pura kantor yang baru dibangun. Dan yang lebih menarik saya terlibat dalam hal yang saya sukai, jadi tukang foto acara tersebut. Kapan lagi bisa foto – foto sepuasnya untuk momen spesial seperti ini.

Hari itu saya memakai baju adat kawan. Baju putih beberapa waktu sebelumnya sudah diletakkan di meja saya. Sedangkan kamen (kain bawahan) dan udengnya hasil pinjeman bapak rekan kerja seruangan saya. Karena memakainya perlu trik khusus akhirnya sekalian saya dipakaikan, hehe. Menarik juga, ini kedua kalinya saya memakai pakaian seperti ini. Pertama kali saya memakai baju adat ini sekitar 20 tahun yang lalu ketika masih tk. Dulu saya memakai baju adat biru cerah dan tak lupa di telinga saya disematkan bunga kamboja. Sekarang saya memakai versi asli dari baju ini di lokasi sebenarnya.

Setelah siap si nikon saya keluarkan dari kandangnya selanjutnya saya tenteng ke lokasi acara. Ternyata acaranya lumayan meriah kawan. Berbagai tari – tarian disajikan. Pas sekali. Saya suka dengan kostum yang dikenakan para penari di sini. Warnanya cerah. Cocok untuk dibidik dengan mode agak vivid agar warna menonjol. Namun juga tidak terlalu vivid agar tidak terkesan lebay. Si nikon saya set di picture control kesukaan saya, kenrockwell. Sayang sekali saya tidak tahu nama tariannya apa kawan, hehe. Ada beberapa macam tarian. Ditarikan secara berkelompok oleh adik – adik cewek. Ada juga tari topeng. Tari topeng ini pun beberapa macam. Yang terakhir semacam lawakan khas bali yang disajikan oleh dua orang wanita. Ibu – ibu ini pun sangat luwes menari.  Dan saya tidak paham lawakan yang disajikan karena saya memang tidak paham bahasanya, hehe. Ikut – ikut tertawa saja ketika yang lain tertawa.

Sesekali saya juga mondar – mandir di area sekitar pura. Mengabadikan kesibukan pelaksanaan upakara. Upakaranya lumayan kompleks kawan. Banyak sekali yang harus dipersiapkan dan dilakukan. Beberapa hari sebelumnya juga sudah sangat sibuk melakukan persiapan.

Puas foto – foto tari – tarian dan rangkaian upakara akhirnya teman saya mengajak untuk pindah lokasi. Di lokasi ini sedang diadakan tajen. Bagian dari upakara juga. Ada yang sudah tahu apa itu tajen? Tajen adalah sabung ayam kawan. Di lokasi sudah rame ternyata. Kerumunan orang terpusat kepada dua orang yang sedang memegang ayam. Entah mengapa tiba – tiba saya tegang. Baru sadar ternyata ini pertama kalinya saya menyaksikan sabung ayam. Bapak – bapak yang ditengah mempersiapkan ayamnya yang akan dipertandingkan. Si ayam ini ternyata dipersenjatai kawan. Jalu di kaki ayam digantikan oleh sebilah pisau kecil  yang keliatannya sangat tajam. Semakin dag dig dug aja. Setelah beberapa saat akhirnya sabung ayam ini dimulai. Kedua ayam pun dilepas. Dan memang karena sudah dilatih atau apa kedua ayam ini langsung saling serang. Lumayan ngeri kawan. Sesekali kedua ayam ini terbang rendah dan saling serang di udara berusaha menancapkan jalu besi di kakinya ke tubuh lawan. Setelah beberapa saat darah pun mulai menetes dari tubuh si ayam. Namun nampaknya luka yang ditimbulkan masih belum mengenai organ vital sehingga pertarungan pun jalan terus. Beberapa saat selanjutnya tiba – tiba salah satu ayam yang pada awalnya terlihat akan menang seperti termenung diam. Pandangan seperti kosong dan dari bagian dada darah segar pun mengucur dengan deras. Ayam ini pun ambruk. Saya sempat agak mual menyaksikan ayam ini bercucuran darah untuk kemudian tewas.

Tak berapa lama pertarungan berikutnya pun dimulai dengan dua ayam yang berbeda. Masih sama seremnya dengan sebelumnya kawan. Bahkan kali ini lebih tragis karena kedua ayam sama sama ambruk dan mati. Entah siapa yang menang kalau kasusnya begini. Dua sesi pertarungan sudah cukup membuat saya berdebar dan perut eneg kawan. Akhirnya saya pun meninggalkan kerumunan untuk kembali ke lokasi semula melanjutkan mengambil foto di lokasi upakara.

Sebuah pengalaman yang sangat menarik kawan. Dan saya sendiri walaupun berasal dari suku dan budaya yang berbeda saya merasa senang dan terhormat untuk membantu dan terlibat. Keberagaman bisa menjadi sesuatu yang menarik kawan.

O iya seperti biasa foto - foto bisa disimak di fotoduniaku.wordpress.com (masih proses dipilah pilih, hehe)

1 comments:

jpgbintaro said...

Hello

wah artikelnya banyak sekali, ternyata sobat nge-blog sudah dari tahun 2008, salut Gan