2013/04/22

Cita –Cita


Setiap pasti punya keinginan tertentu ya kawan. Entah apa itu bentuknya. Ada yang ingin jabatan ini itu, harta atau kekayaan ini itu, macam – macam bentuknya. Banyak memang orang – orang sukses yang memiliki cita – cita tinggi. Dan kerennya mereka tidak sekedar hanya bercita – cita namun juga berusaha untuk mewujudkan cita – cita itu. Macam – macam caranya. Bisa dengan “menghipnotis” diri sendiri untuk mencapai tujuan yang dicapai. Tulis keinginan di selembar kertas taruh di tembok / tempat lain yang sekiranya sering dilihat setiap hari. Katanya, dengan cara seperti itu maka kita bisa lebih fokus untuk meraih apa yang kita cita – citakan.
Dan dengan fokusnya kita mengejar cita – cita maka alam semesta juga mendukung.  Apa ya namanya, the law of attraction atau apalah itu. Jika kita menginginkan sesuatu dan berusaha sungguh – sungguh untuk mewujudkannya maka seluruh alam semesta ini akan bersatu padu untuk membantu mewujudkan keinginan kita. Dan mungkin memang banyak yang menerapkan cara ini dan berhasil pada akhirnya menjadi orang yang sukses menurut versi masing – masing.
Lantas bagaimana dengan orang yang tidak punya cita – cita. Hmm. Kayaknya terlalu berlebihan, mungkin lebih tepat orang yang tidak terlalu bercita – cita. Tipe orang yang justru tidak tenang jika mungkin disuruh menginginkan sesuatu yang muluk – muluk. Dan mungkin saya termasuk tipe yang satu ini. Disaat menghadapi sesuatu yang sifatnya merupakan tantangan, kebanyakan orang di dalam hati pasti mengucapkan “pasti bisa” “aku pasti bisa”. Entah kenapa saya lebih memilih versi “saya coba dan semoga bisa”. Demikian juga dengan cita – cita. Kayaknya saya bakalan stres jika setiap hari setiap saya terbangun dan hal pertama yang saya lihat adalah sebuah kertas yang bertuliskan cita – cita yang saya inginkan dan tentu saja harus saya wujudkan.
Saya juga bakalan merasa aneh kalau setiap pagi sebelum menjalankan aktifitas, sebelum keluar rumah mengatakan pada diri sendiri berulang – ulang hal yang ingin dicapai hari ini, memejamkan mata, ambil nafas dalam – dalam dan mengepalkan tangan ke atas sembari berkata, “aku pasti bisa”. Saya pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri kawan tipe seperti ini. Hampir setahun saya menyaksikan rutinitas seperti ini. Tapi memang kelihatannya sangat membangkitkan semangat. Setelah melakukan “ritual” seperti itu seolah olah apapun rintangannya pasti akan dilalui, gunung tinggi akan didaki, lautan luas pun akan diseberangi. Dan selama setahun mengamati, ternyata tidak terlalu sukses – sukses amat. Semoga saja yang lainnya diluar sana banyak yang lebih sukses.
Wajar bagi yang memfokuskan dirinya untuk sukses ternyata pada akhirnya benar – benar menjadi orang yang sukses. Lantas bagaimana dengan orang tipe lainnya, seperti saya juga, yang memilih untuk tidak terlalu bercita – cita. Apakah nantinya bisa ikut – ikutan sukses. Atau mungkin memang sukses bukan tujuan utama saya. Saya lebih memilih untuk bahagia kawan daripada sukses. Bahagia bisa datang dari sukses. Namun kayaknya belum tentu yang sukses pun bahagia. Dan saya setuju dengan kutipan dari pak dahlan dari buku yang beberapa waktu lalu saya beli, “untuk mencapai kebahagiaan mudah, jangan pasang keinginan terlalu tinggi dan jangan menaruh harapan terlalu banyak”. Kalau yang mengatakannya adalah orang yang tidak sukses mungkin biasa. Namun ternyata kutipan ini dicetuskan oleh orang yang kesuksesannya tidak diragukan lagi. Siapa yang tidak kenal Dahlan Iskan yang sekarang menjadi Menteri Bumn. Bos grup media raksasa di indonesia (saya sempat mencicipi di salah satu medianya). Belum lagi bisnis lainnya yang berserakan termasuk pembangkit listrik. Pak Bos ini pingin bahagia dengan tidak terlalu menginginkan sesuatu yang muluk – muluk. Tapi kenyataanya apa yang dia miliki sekarang melampaui bahkan kalaupun dia menginginkan sesuatu yang muluk muluk sekalipun. Ternyata yang mengejar kebahagiaan juga bisa sukses kawan. Dan ini baru menarik. 

0 comments: