2012/07/04

Ya, Manusia Bisa Berubah

Lagi – lagi saya dibuat geleng – geleng dengan makhluk yang dinamakan manusia. Ternyata banyak sekali dalam hidup ini yang saya belum pahami kawan. Bahkan memahami makhluk yang bernama manusia. Dua puluh tahun lebih saya menjadi manusia ternyata apa yang saya ketahui masih seujung kuku saja.

Ternyata manusia mirip – mirip dengan grafik forex. Sebentar – sebentar berubah tergantung pasar. Beberapa orang yang saya kenal mengalami transformasi yang signifikan. Diluar dugaan.Yang dulu begini sekarang begitu. Yang dulu begitu sekarang begini. Kaget, pangling, heran. Apalagi saya dulu sama sekali tidak memiliki yang namanya jejaring sosial. Entah saya ketinggalan berapa ribu episode tentang orang –orang yang saya kenal.

Perubahan – perubahan tersebut membuat saya memikirkan sesuatu. Lantas bagaimanakah kita benar -  benar mengetahui tentang seseorang. Puluhan tahun menjadi teman belum menjamin kita benar – benar mengenal seseorang. Terus terang saya belum menemukan teori untuk masalah ini. Bingung.

Ketika kita benar benar yakin bahwa orang yang kita kenal tersebut tipe A ee ternyata berjalannya waktu berubah menjadi tipe B. Orang yang kita kira tipe B ee ternyata malah tipe A. Dan hal ini lumayan krusial. Kepercayaan terhadap orang  -orang yang kita kenal menjadi berkurang. Kita akan berpikir, jangan – jangan si ini begitu, si itu begini. Berprasangka buruk. Dan semakin deg deg an juga bagaimana memilih orang yang, ehem, mungkin kita akan membagi hidup.

Saya sendiri pun perlu berkaca. Memejamkan mata membayangkan diri saya beberapa tahun yang lalu. Membuka mata dan melihat diri saya yang sekarang. Apa saya juga berubah ya? Jangan – jangan saya berubah tanpa saya sadari? Kalau tambah jelek, item dan tua itu sudah wajar, nggak usah ditanya. Namun apa saja yang berubah di dalam diri saya?

Memang ada beberapa orang yang saya kenal yang saya yakin dan saya percaya masih tetap seperti yang dulu yang saya kenal. Bagaimana saya mempercayainya? Entah. Saya sendiri tidak tahu. Seperti itulah yang saya rasakan. Mungkin saja apa yang saya percayai salah. Namun saya tetap memilih untuk percaya.

Mungkin ini mengapa kita diajarkan untuk berprasangka baik saja. Ya, setidaknya dengan berprasangka baik tidak merugikan orang yang sebernarnya baik tapi kita sangka buruk. Toh berprasangka baik kepada orang yang sebenarnya tidak baik pun juga nggak rugi. Mungkin ini teori yang tepat. Kawan, terserah bagaimana penampilan anda, sikap anda, perubahan anda, saya akan berprasangka baik saja. Dan bagaimanapun anda kita akan tetap berkawan.

1 comments:

Piyo said...

Siiiip!
Lha memang kalo ngomongin hal sosial, nggak ada yang pasti. Sak pancet-pancet e kepribadian seseorang, PASTI ada yang berubah. Bukankah sampe ada popular quote "everybody changes", ntah drastis ntah tipis, ntah penampilannya ntah cara pandang terhadap sesuatu.

Dan sepakat, mari kita galakan berprasangka baik saja, hehehe