2012/03/21

Pelayanan Buruk, Pedagang Kecil Akan Semakin Terkikis Termakan Korporasi Raksasa

Sore ini karena agak flu saya mampir ke apotik untuk membeli obat. Ternyata pengunjung sedang ramai. Saya pun mengantri. Akhirnya setelah giliran saya si ibu penjual bertanya "beli apa mas". Setelah diambilkan obat yang dimaksud si ibu menyebut harga Rp. 3600. Saya menyodorkan uang lima puluh ribuan. "uang pas saja" jawab si ibu. Saya pun mengambil uang saya yang lain dan saya tunjukkan kalau saya tidak punya uang kecil. Si ibu menambahkan lagi, "ditukar dulu mas, gak ada kembalian" dengan agak cuek. Tanpa banyak ba bi bu saya langsung pergi. Bukan untuk menukar uang kawan, namun beralih ke minimarket di sebelah apotik tersebut. Tidak sampai lima menit obat sudah saya dapat tanpa repot mengurusi uang kembalian. Bahkan saya juga nambah membeli pulsa 50 ribu rupiah karena ada promo bonus senilai Rp.6500. Bayangkan saja, pulsa 50ribu seharga 50ribu plus gratis produk senilai 6500.

Di daerah tempat kos saya, setiap gang ada minimarket ini. Minimarket ini beranak lebih cepat dari kucing saya di rumah. Beberapa bulan saya disini sudah nambah 1 lagi. Sebenarnya kalau di toko / warung kecil ada saya akan mengutamakan warung / toko kecil tersebut. Namun seringkali memang saya harus kecewa karena pelayanan yang tidak memuaskan. Entah kembalian dikasih permen, atau bahkan tidak ada kembalian sama sekali, produk lama yang kadang kadaluarsa dan sebagainya.

Padahal toko / warung kecil ini merupakan tumpuan hidup pemiliknya. Entah apa jadinya kalau warung ini tidak laku. Bagaimana dengan nasib keluarganya? Disisi yang lain minimarket bermunculan dengan cepat meresap ke kampung kampung ke desa desa. Dengan pelayanan yang terstandar, produk yang lengkap dan baru, tempat yang bersih dan megah, berbagai promo yang menggiurkan mulai dari wafer coklat sampai dengan ipad 2.

Mungkin saya dengan mudah tidak ambil pusing. Toh bukan saya yang punya warung ngapain repot repot. Beli saja di minimarket. Praktis nggak pake emosi. Terus terang, lama kelamaan pemikiran ini yang mulai masuk.

Untuk bapak - bapak, ibu-ibu pemilik toko/warung monggo pelayanan ditingkatkan. Seharusnya dengan toko/warung yang dimiliki sendiri pelayanan juga harusnya lebih baik dari mas mas atau mbak mbak penjaga mini market. Saingan anda bukan lagi toko tetangga sebelah gang. Saingan anda korporasi raksasa dengan manajemen yang bagus dan modal yang besar. Dengan pelayanan yang baik akan menjamin tetap datangnya pelanggan. Mungkin barang anda tidak lengkap, toko anda sempit dan gelap, namun setidaknya dengan senyum tulus yang diberikan pelanggan menjadi puas.

0 comments: