2012/02/09

Kipas Angin


“Anda mendapatkan uang tunai 10jt rupiah, dan harus anda belanjakan selama 1 jam”. Adegan berikutnya ibu –ibu atau bapak – bapak tergopoh gopoh segera berlari. Bahkan sebagian dengan berlinangan air mata. Pernahkah kawan menonton kejadian tersebut di layar kaca? Yup, Uang kaget. Salah satu reality show yang dulu sering saya tonton. Dalam acara tersebut penerima hadiah harus membelanjakan uang yang diterima dengan waktu tertentu. Kelihatannya mempermainkan orang susah, kalau niat mau ngasih ya dikasih saja, begitu dulu banyak yang mengkritik.

Terlepas dari kontroversinya saya belajar banyak hal dari tayangan ini. Dan ada satu hal yang menarik perhatian saya. Terdapat kesamaan diantara orang – orang yang menerima hadiah tersebut. Benda prioritas yang dibeli menggunakan uang hadiah itu bukan barang yang mewah / bagaimana. Sederhana kawan. Kipas angin. Dulu mungkin saya heran dengan keputusan ini. Bayangkan waktu yang terbuang sia sia berlari lari hanya untuk membeli kipas angin. Mungkin sebagian dari kita pasti berpikir benda yang nantinya bisa dijual lagi. Namun ternyata, malah membeli kipas angin.

Dan akhirnya saya tau jawabannya. Tahukah benda pertama yang saya beli di kos di kota pahlawan ini? Tidak lain tidak bukan, kipas angin kawan. Sekarang saya paham penderitaan tanpa benda yang satu ini. Apalagi hidup di kota besar. Dijamin mandi keringat seharian. Tidur tidak nyenyak. Bahkan udara yang dihirup pun terasa hangat. Di kamar saya yang sempit ini saya membeli kipas ukuran jumbo, baru terasa anginnya.

Untung saya jarang di kos, terutama siang hari. Jadi efek panas ini tidak terlalu signifikan saya rasakan. Hanya di akhir pekan saja terasa “hangat” nya sinar matahari terasa. Itupun kalau pas saya berada di kos. Pantas saja penerima uang kaget menjadikan kipas angin sebagai salah satu benda buruan. Saya membayangkan bagaimana mereka begitu menginginkan benda yang satu ini tapi belum keturutan karena tidak ada uang.

Sekarang, seandainya saya belum punya kipas angin, dan kalau tiba tiba helmi yahya berhenti di depan saya memberikan segepok uang, tanpa pikir panjang saya langsung berlari ke toko elektronik terdekat membeli benda prioritas, kipas angin.

0 comments: