2011/10/14

Kurang Tidur = Kacau

Akhirnya bisa santai sejenak dan memencet tuts keyboard lagi. Walaupun mata masih agak berat karena rutinitas kemarin. Diawali dari futsal yang berlangsung hingga hampir tengah malam. Futsal? Yup. Beberapa kali ini saya ikut futsal kawan. Bersama rekan rekan sekerja tentunya. Dengan gaya amburadul super ngawur tentunya. Namun lumayan menyenangkan. Bisa teriak sepuasnya, tertawa lepas, dan mengumpat nggak jelas. Fiuh, lumayan membuat relax lagi.

Pulang dari ”memeras keringat” di lapangan sintetis arena futsal berlanjut ke angkringan. Di semarang ini banyak ditemukan warung nasi bungkus yang dikemas super mini atau nasi kucing. Cukup 1500 sebungkus. Biasanya saya habis 3 bungkus belum termasuk gorengan. Sayangnya keinginan menikmati susu jahe panas nggak kesampaian karena masnya kehabisan stok susu. Nggak papa deh. Cukup jahe panas saja.

Cangkrukan jadi tambah ramai karena tiba tiba ada warga lokal nimbrung. Warga yang satu ini, maaf, termasuk dalam kategori down syndrom. Tanpa bermaksud merendahkan kami mengobrol ngobrol. Dan beberapa kali teman saya dikatai yang tidak jelas. Mungkin karena kata itu yang sering didengar dari orang orang yang mengajalk ngobrol.

Sampai kos mengobrol sebentar dilanjut mandi biar seger. Sekitar jam satu malam baru bisa merebahkan diri. Pagi hari jam 5 pintu digedor gedor teman satu kos karena hari ini ada senam pagi yang berarti harus berangkat satu jam lebih awal. Selesai sholat subuh dengan sedikit merangkak ke kasur saya pun terlelap lagi di tepi kasur. Digedor lagi oleh teman lainnya baru saya meraih handuk dan mandi. Sepanjang perjalanan mata masih setengah terpejam.

Sampai kantor dimulailah rutinitas seperti biasa. Untung hari jumat jadi tidak terlalu padat. Baru beraktifitas sebentar sudah tiba waktunya sholat jumat. Hawa masjid yang dingin dan kontras sekali dengan suhu diluar yang panas menyengat menambah berat mata. Kebetulan saya duduk di sebelah teman kerja. Sebelum kutbah dimulai teman saya berpesan, ”kalau nanti saya ketiduran bangunkan ya?” saya pun mengangguk. Tak lama dimulailah kutbah jumat. Beberapa saat kemudian entah bagaimana caranya, saya terkaget. Ternyata ada yang membangunkan saya. Asem. Ternyata saya ketiduran hampir sepanjang kutbah. Dan baru bangun saat sholat akan dimulai. Karena kaget bercampur kesadaran yang masih setengah setengah saya sampai lupa berada dimana. Kaki juga kesemutan. Terhuyung huyung saya berdiri bersiap mengikuti sholat. Dan hebatnya teman di sebelah saya sama pulasnya tertidur dan mengalami nasib serupa.

Seumur – umur baru kali ini saya benar benar tertidur saat sholat jumat. Sebelumnya mungkin pernah namun hanya sekilas dan kemudian melek lagi. Selesai sholat jumat saya pun ”balas dendam” sedikit dengan tiduran di pelataran masjid. Mumpung jam istirahat masih ada.

Sampai di kantor lihat hp ada beberapa pesan dan panggilan tak terjawab. Dari teman kerja saya. Ternyata dokumen yang saya fotokopi ada yang kurang dan setelah ditelusuri ketinggalan di foto kopian, hehe. Maaf kawan. Walaupun bukan sepenuhnya salah saya juga karena mbak fotokopinya lupa menstaples jadi satu.

Dan ternyata ”aksi” ketiduran saya banyak diketahui mas – mas pegawai dari divisi lain (sedivisi dengan teman saya yang juga ketiduran). Si mas bercerita kalau saya terhuyung huyung, hehe. Teman saya malah parah. Karena katanya dibangunkan berkali kali nggak berhasil, hehe. Kayaknya jadwal futsal harus dipikirkan ulang. Karena kecapekan + tidur larut alamat mengacaukan hari berikutnya.

2 comments:

Piyo said...

Wakakakakakak parah

Yo sajane futsal e malem sabtu ae.
Eh btw sholat jumat mu nggak sah berarti, kan wudhu batal kalo sempet kehilangan kesadaran. Ketiduran in this case, I mean, a real speep. peh peh...

blog e obie said...

lek sabtu enek sing pulang kampung, nggak lengkap anggota e..
oo insyaallah tidak... kecuali lek tidur e sambil bersandar sesuatu / bertopang dagu..