2011/09/20

Destiny dan Destination

Kalau dilihat lihat kayaknya kata destiny dan destination ini memiliki root atau akar kata yang sama ya? Dan makna katanya sendiri walaupun tidak sama tapi ternyata bisa sangat berkaitan.

Takdir dan tujuan. Kelihatannya sih tidak ada kaitannya. Namun setelah saya renungkan ternyata jutru berkaitan. Kalau ibaratnya hidup ini adalah sebuah garis, maka destination ada di ujung garis itu. Diantara garis itu banyak sekali percabangan percabangan atau destiny. Garis inipun kadang lurus menurun yang tidak perlu keluar banyak tenaga kita akan mudah berlari. Terkadang si garis juga menanjak ke atas yang melangkah sejengkal saja nafas sudah terengah engah. Si garis juga bisa berputar putar mbulet tidak karuan. Namun entah bagaimana garisnya tetap saja diujungnya ada destination.

Kata destiny ini juga mengingatkan saya akan sesuatu. ”Kebetulan” itu sebenarnya ada apa nggak? Apakah ketika akan keluar rumah baru satu langkah kemudian hujan itu kebetulan? Apakah kita duduk di bis kemudian duduk dengan seseorang itu kebetulan? Apakah ketika berdiri di suatu barisan dan berdiri di samping seseorang itu kebetulan? Saya pernah mengalami sesuatu yang mungkin unik. Ketika awal registrasi sebelum kuliah saya tidak kenal siapapun. Ketika duduk pada saat diberikan pengarahan saya berkenalan dengan mahasiswa baru lain yang ada di samping saya. Agar tidak lupa saya mencatat nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi di buku catatan satu satunya yang saya bawa. Buku catatan ini selanjutnya terus saya pakai selama ospek dan sering saya gunakan karena kebetulan saya ketua regunya. Karena banyak kejadian lucu menyertai buku ini saya pun menyimpannya. Salah satu kejadian lucunya adalah ketika senior memberikan tugas, masing masing ketua regu pun maju. Mencatat apa saja tugas (seperti biasa tugas aneh aneh) yang diberikan. Beres mencatat saya pun kembali. Nah, malamnya ketika akan mengerjakan tugas tersebut buku catatan saya buka. Hebatnya saya tidak bisa membaca tulisan saya yang corat coret nggak karuan. Akhirnya dengan ingatan setengah setengah dan sedikit ilmu ngawur saya menjelaskan ke teman teman, hehe. Besoknya semua sukses dihukum.

Sebagai kenang kenangan buku ini pun saya simpan. Namun pelan pelan buku ini juga mulai terlupakan. Tertumpuk entah dimana. Saya sudah lupa. Suatu saat ketika akan pindah kos saya bongkar bongkat barang dan menemukan kembali buku ini. Tahukah apa yang saya temukan? Ternyata nama dan nomor yang saya catat itu, yang bahkan saya sudah lupa pernah mencatatnya, adalah nama yang sampai sekarang masih menjadi sahabat saya. Bukanlah sebuah kebetulan ketika teman saya itu duduk di samping saya. Karena memang demikianlah seharusnya. Karena memang demikianlah destiny atau takdirnya.

Kebetulan itu tidak ada. Karena memang sudah diatur demikian adanya. Ada hal hal tertentu di dunia ini yang ternyata memang benar benar diluar kuasa manusia. Entah kenapa kita diarahkan ke suatu jalan dalam hidup. Dan semoga jalan itu yang terbaik untuk kita. Terkadang memang menurut kita sebagai manusia jalan itu kadang terasa sulit. Seolah olah kita adalah manusia paling sial dan menderita didunia. Karena terkadang memang sulit untuk memahami suatu jalan takdir dengan otak manusia yang pas pasan ini. Namun ketika menemukan jawaban pertanyaan protes kita tentang takdir kita akan bersyukur. Bukan kebetulan ketika selangkah keluar rumah ternyata hujan deras, dan kita pun mengurungkan niat keluar. Hati pasti nggrundel dan protes nggak karuan karena waktunya jalan jalan batal. Namun ketika duduk, melihat tayangan tv dan diberitakan bahwa jalan yang seharusnya kita lalui kalau jadi berangkat ternyata disapu banjir, dan kita pun akan bersyukur, karena kita telah memahami jawaban dari pertanyaan protes kita tadi.

Dan bagaimana pun ruwetnya atau mungkin enaknya hidup suatu saat nanti ada destination. Peringatan bagi yang hidupnya enak karena alphard dan ladang berhektar hektar miliknya tidak ikut dibawa. Demikian juga yang hidupnya susah. Karena sebentar lagi kesusahan itu pergi, dan semoga membawa ke tempat yang lebih baik. Kita memang tidak selalu bahagia namun kesedihan pun tidaklah abadi. Berusaha menjalani hidup ini dengan baik, melintasi satu persatu destiny yang ada apapun bentuknya dengan syukur.

3 comments:

subiyanto said...

byuh...sik aktif tulis menulis i,,ckckckck

Piyo said...

he em, sepakad ^^d

eh enek bibiiiiin, duuuh jadi kngen kabeh, ayo KKN maneh :D

blog e obie said...

hehe, wis gak tek aktif.. rodok sibuk (gayane sok sibuk, hihi)