2011/07/22

Efek Berkepala Gundul

Sudah sekitar sebulan sejak kepala saya digunduli ternyata rambut saya belum tumbuh signifikan. Masih tersisa sedikit2 aura aneh karena kepala gundul ini. Berawal dari diklat yang harus saya ikuti di pusdik brimob, maka mau nggak mau saya harus merelakan mahkota saya dibabat habis. Untung sebelumnya dikasih amplop uang saku. Jadi agak semangat, hehe.

Pernahkah kawan semua digunduli? Awalnya terasa aneh. Seolah olah kulit kepala ini peka sekali terhadap perubahan cuaca. Kalau dingin terasa sekali dingin. Kalau panas, mak nyos langsung ke kulit kepala. Paling lucu kalau pas keramas. Berapapun sampo yang dituangkan nggak berbusa. Dan bisanya cuma dikosoki seperti kalau membersihkan badan, karena minimnya rambut.

Dan ternyata rambut gundul ini juga berefek sosial. Sepulangnya diklat saya membelikan sesuatu untuk ibu saya. Beres dari toko saya dan ibu saya kembali ke mobil. Bapak saya dibalik kemudi pun melambai ke tukang parkir mengacungkan seribuan rupiah. Dan anehnya pak petugas parkir menolak dan menjawab "sampun pak" (sudah pak). Kami pun bingung karena memang tadi tidak ada yang memberikan uang parkir. Ya wes lah kami pun berlalu.

3 minggu kemudian, saya pulang dari semarang lokasi saya melaksanakan ojt. Saya sempatkan main ke rumah salah seorang sahabat. Setelah berhasil membangunkan teman saya ini yang molor karena capek setelah melaksanakan training 3 minggu, saya teman saya, dan 1 orang teman baru, keluar cari sarapan. Ternyata bingung. Karena di tempat tinggal saya sendiri, saya jarang sekali makan di luar. Atas rekomendasi dan hasil diskusi kami pun berhenti di warung pecel. Mobil saya parkir di depan warung.

Belum sempat menyeruput teh hangat pesanan saya, salah seorang petugas dishub menghampiri, "mas nuwun sewu maaf mengganggu, mobilnya tolong diparkir di sebelah sana nggih". Ternyata di dekat warung tersebut adalah jalur lomba balap sepeda. Saya pun memindah mobil dipandu pak petugas tersebut. Selesai makan kamipun bergegas keluar. Pas membuka pintu mobil, ada truk yang hendak parkir. Tiba tiba ada teriakan dari pak petugas tadi "parkire d kono ojo d kene" parkir di sana jangan disini. Saya pun lingak linguk lirik lirikan dengan teman saya. Di dalam mobil kami cekikikan. Beda sekali si pak petugas tadi memberikan instruksi. Ketika meminta saya memindah mobil sangat halus bahkan buwun sewu. La ini malah teriak teriak. Tahu kan alasannya?hehe.

Ternyata unik juga berkepala gundul. Tapi kayaknya menjadi gundul tidak terlalu menarik. Saya kangen rambut kriwul saya yang awut awutan. Mungkin nanti saja saya gundul lagi pas insyaAllah menunaikan haji, amiin.

1 comments:

sinta said...

bayangin mimik mukanya obie pas clingak-clinguk kaya tukang parkir haha...