2011/05/04

Totalitas Sang Pengamen Transgender

Kemarin malam, seperti biasa saya dan teman saya berburu makan malam. Karena masih asing dengan Surabaya saya manut saja mau makan dimana. Kami pun menuju ke sebuah gang di sekitaran salah satu kampus di Surabaya.

Di depan salah satu warung di gang tersebut dari kejauhan nampak seseorang sedang mengadakan "pertunjukan". Setelah agak dekat, ternyata ada pria yang berpenampilan wanita sedang mengamen. Semangat sekali aksinya. Dengan dandanan yang super menor dan alat musik seadanya dengan semangat bernyanyi dan menari.

Akhirnya mbak/mas pengamen ini pun saya lewati, untuk menuju ke salah satu warung. Tak berapa lama, mbak/mas ini pun sampai ke warung tempat saya antri membeli makanan. Dimulailah lagi aksinya. Masih dengan semangat yang sama menyanyikan sebuah lagu yang saya sendiri sebenarnya tidak paham lagu apa. Toh, siapa yang peduli dengan lagunya. Melihat aksinya saja sudah bikin melongo yang melihat. Hebat sekali mbak/mas yang satu ini. Walaupun diiringi tatapan aneh orang yang lalu lalang tetap tidak mengurangi semangatnya.

Dengan kepedean yang super terus saja menyanyi dan menari. Temannya juga sesama mbak/mas hanya melhat dari kejauhan. Tingkat pd mbak/mas ini mungkin jauh lebih besar dari pada seluruh rasa pd separo penduduk surabaya ini bila disatukan.

Akhirnya si mbak/mas yang beraksi masuk ke warung. Berkata kepada si penjual untuk cepat memberinya uang. Ternyata si mbak penjual ini sudah kenal. Mungkin karena seringnya ngamen disitu. Mbak penjual pun menggoda dengan mengenalkannya kepada orang orang yang sedang antri di warung tersebut, dan menyurhnya duduk dulu. Tentu saja seisi warung memandang mbak/mas ini. Tak lama mbak/mas ini berkata kepada mbak penjual "mbak ndang kek ono ak duwit, kabeh wedi karo aku iki lo" , "mbak cepet kasih aku uangnya, semua yang disini takut sama aku". Setelah beberapa godaan lagi, akhirnya seribu rupiah berpindah tangan diiringi senyuman mbak/mas ini.

Sepulangnya saya membeli makanan saya melihat mbak/mas ini sedang mengamen lagi di sebuah toko yang sudah agak jauh dari warung tempat saya membeli makanan tadi. Masih dengan semangat yang kelihatannya sama sekali tidak berkurang. Hebat sekali totalitas seniman jalanan yang satu ini. Sayang saya tidak sempat mengambil fotonya (sebenarnya memang agak takut mengambil fotonya, hehe, jadi diurungkan niat ini).

2 comments:

Piyo said...

hwkwkwkwk, bagus lah... iso jadi inspirasi ben semangat. asal bukn inspirasi ke arah yang sama, :P

blog e obie said...

iso dadi inspirasimu lo! luwih feminim timbang awkm!hehe