2011/02/08

Ternyata Penerapan "Implicature" dalam sebuah artikel Tidak mudah ya?

Implicature atau makna yang implisit ternyata memang tidak mudah diterapkan. Salah satu contohnya ketika saya menulis artikel sebelumnya tentang sinetron. Sengaja saya buat artikelnya seolah olah tanpa sindiran. Namun sebenarnya ada yang ingin saya sampaikan di balik "permukaan" artikelnya. Untuk mencoba mengetahui reaksi pembaca artikel tersebut juga saya publish di blog saya yang lain yang lumayan ramai pengunjung dan komentarnya. Hasilnya? ada yang bingung, dan kebanyakan tidak menangkap pesan yang ingin saya sampaikan.

Untuk memberikan pesan yang implisit penulis memang harus memperkirakan pembaca. Banyak sekali hal yang mempengaruhi interpretasi pembaca. Mulai pendidikan, pengetahuan, usia, status sosial dan lain lain. Artikel tersebut saya publish di kalangan penggemar otomotif yang notabene kebanyakan tidak peduli sinetron. Namun justru karena tidak suka sinetron itulah saya ingin mengetahui reaksi pengunjung blog. Karena memang pesan sebenarnya artikel tersebut tentang itu.

Sebenarnya penerapan penyampaian pesan yang implisit seringkali diperlukan. Contoh nyatanya seringnya dipakai oleh kalangan politikus. Di dunia yang dekat dengan konsukensi hukum, penyampaian secara implisit bisa sangat berguna. Walaupun politikus A menyindir dan menyudutkan politikus B tidak masalah karena tidak secara eksplisit mengatakan demikian. Apabila politikus B ingin menuntut pun juga akan repot karena yang dikatakan tidak secara eksplisit menyudutkan walaupun maknanya demikian. Namun karena pesan tersebut disampaikan dan diterima oleh kalangan yang sama maka kebanyakan pesannya mudah tersampaikan.

Kapan kapan akan saya coba lagi bereksperimen tentang hal ini. Dan akan saya ceritakan lagi hasilnya.

0 comments: