2010/11/09

Aneh, Putri Indonesia Belajar Bahasa Indonesia

Xixixixi, membaca jawapos hari ini ada sesuatu yang menggelitik. Di halaman show dan selebriti terpampang jelas judul artikel putri indonesia belajar bahasa indonesia. Bagi saya kok aneh ya? putri indonesia kok nggak bisa bahasa indonesia. Pasti ini nggak tahu sumpah pemuda,
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Menurut saya putri Indonesia yang dulu, yang nggak bisa berbahasa Inggris jauh lebih mencerminkan rasa Indonesianya. Wajar lah orang Indonesia nggak bisa bahasa inggris. Na ini? malah kebalikannya. Memang sih, lahir dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di inggris membuat putri indonesia yang sekarang lebih inggris dari pada indonesia. La trus? kok jadi putri Indonesia?

Pertanyaan - pertanyaan aneh aneh yang lazim ditanyakan di setiap kontes putri putrian atau kontes kecantikan lainnya sebaiknya dirubah. Terutama yang mewakili bangsa, seperti putri indonesia. Pertanyaan diganti dengan pertanyaan lain untuk menggali seberapa indonesia kah kontestan tersebut. Sudah nggak jamannya lagi pertanyaan misalnya "kalau anda diberi kesempatan untuk terlahir kembali, anda ingin menjadi siapa" atau pertanyaan tentang global warming misalnya. Sudah terlalu umum. Mending dicari di Google saja dari pada ditanyakan. Putri Indonesia juga nggak harus berwajah londo alias bule. Justru yang hitam manis, tidak terlalu tinggi malah menurut saya indonesia banget. Kalo wajahnya bule kenapa nggak dinamakan putri bule saja?

Sering saya baca kalau putri indonesia membawa misi untuk mengenalkan Indonesia di dunia internasional. Na, kalo yang mengenalkan saja "agak' indonesia bagaimana bisa mewakili indonesia yang sebenarnya? di indonesia nggak ada yang jjs ke pantai sempakan plus bh alias bikini, tapi di pentas putri putri ini "mewakili" orang indonesia dengan busana demikian. Kalau niatnya mewakili sebaiknya disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di indonesia. Sebodo amat menang kontes atau nggak. Kenapa harus ikut ikut budaya orang lain hanya untuk sebuah gelar?

0 comments: