2010/06/30

Cita – Cita

Dulu sewaktu kita masih seusia upin dan ipin sering sekali mendengar pertanyaan, ”kalau dah gedhe mau jadi apa?”. Apa sebuah cita – cita hanya perlu dibuat ketika masih kecil? Bagaimana dengan anda? Apa cita – cita anda dulu? Hehe

Saya terakhir kali memiliki cita – cita ketika saya SMA. Ketika saya kuliah saya tidak memiliki cita – cita karena menganggap bahwa hidup tidak bisa dicita citakan. Dilakoni saja. Itu prinsip saya. Dulu waktu sma ketika saya ditanya oleh teman nanti mau hidup yang kaya gimana, saya punya jawaban begini. Nantii... kalau kamu ketemu saya, kamu akan menemui seseorang bersendal jepit, pakai celana pendek, dan kaos oblong (tipe orang yang kalau mau masuk mall dilirik petugas keamanan nya hehe). Tapi... di kantong saya ada sebuah benda kecil hitam dengan beberapa tombol, dan kalau tombol ini ditekan, tiit tiit.. sebuah Ford Ranger akan berbunyi di parkiran.

Itu dulu. Entah kenapa sekarang saya tertarik lagi untuk bercita cita. Cita cita saya pas sma diatas masih berlaku, namun saya punya beberapa tambahan. Hemm.. kalau bisa saya pingin punya pekerjaan yang masih ada hubungannya dengan ilmu yang saya peroleh. Untuk memuluskan cita cita yang satu ini saya punya rencana akan melakukan ”sesuatu” selepas lulus. ”sesuatu” yang bisa menambah ilmu saya. Kalau akhirnya pekerjaan itu bisa saya dapatkan saya tidak mau lama – lama. Saya pingin punya pekerjaan yang bisa memberikan saya kebebasan ruang. Dengan ilmu + pengalaman selama bekerja + internet saya ingin bisa bekerja dimana saja. Hal ini juga sebagai langkah preventif karena kelihatannya pada akhirnya nanti saya harus pulang kampung. Kebebasan ruang juga untuk menyalurkan hobi. Mudah mudahan kalau dikasih rejeki, saya pingin punya motor yang enak dipakai touring dan kamera digital SLR. Di akhir pekan atau akhir bulan saya akan berpetualang, entah kemana, berhenti di spot yang menarik dan mengabadikannya. Terakhir, saya pingiiin punya kos – kos an. Ini untuk kebebasan finansial ketika saya tua nanti. Jadi saya tidak perlu merepotkan anak cucu. Karena kelihatannya saya tidak mengarah untuk menjadi pegawai negeri, saya akan menciptakan dana pensiun sendiri dengan kos kos an itu. Hasil kos kosan memang kecil, tapi pasti, sepanjang universitas nya tidak bubar.

Hemm.. jadi membayangkan. Hehe. Menutup mata sejenak, menikmati.

Namun, tentu saja manusia hanya bisa berusaha. Hanya mengajukan proposal. Allah SWT yang memiliki hak prerogatif untuk meng ACC atau tidak. Saya juga tidak pernah menggunakan kata ”pokoknya” untuk hal hal yang saya inginkan. Karena apalah yang diketahui manusia dari keinginannya. Malah kadang kita menginginkan hal hal yang sebetulnya tidak baik untuk kita. Ibarat suspensi racing, cita cita saya ini adjustable. Akan saya usahakan sefleksibel mungkin dengan perkembangan situasi. O iya, saya juga punya cita cita untuk keluarga saya sendiri kelak, tapi belum saatnya di share di sini. Hehe.. Tidak boleh ketinggalan, saya juga ingin belajar untuk mengetahui komposisi yang pas antara pasrah dan berusaha. Di titik mana kita harus berusaha dan di titik mana pada akhirnya harus pasrah.

0 comments: