2010/01/15

Uang 100 ribuan Nggak laku???

Maaf, ini bukan isu yang menyesatkan atau berita bohong. Saya hanya ingin menceritakan pengalaman saya. Seperti biasa, setelah ambil uang di ATM, saya bergegas mencari sesuatu untuk mengganjal perut saya yang sudah keroncongan seharian.
Saya pun mampir ke warung langganan. Pesan ini itu (walaupun semua menu sebetulnya saya sudah bosan, hehe). Setelah perut kenyang, saatnya saya membayar di kasir. Saya menyodorkan selembar uang seratus ribuan. Bukannya sombong...Tapi memang karena hanya itu uang yang saya punya. Atu atunya. Setelah melihat nominal uang yang saya sodorkan sepontan si penjual berkata, ”waduuhh.., gak onok duwik cilik ae ta?” (gak ada uang kecil?). Saya bilang ”gak ada”. Tapi si mas penjual ini tetap memaksa saya untuk memeriksa dompet saya siapa tahu ada. Untungnya ada secercah harapan sewaktu saya menemukan sepuluh ribuan kumel terselip diantara kertas – kertas kuitansi. Hehe, memang dompet saya isinya bukan uang. Tapi kumpulan tanda terima dari berbagai pembayaran yang kadang saya sendiri juga sudah lupa.
Peristiwa seperti di atas bukan pertama kalinya saya alami. Sering malah. Kadang kalau memang saya tidak punya uang lagi selain seratus ribuan atu atunya ini si penjual terpaksa pontang panting kesana kemari menukar uang tersebut demi memberi saya kembalian. Saya nggak enak hati melihatnya.
Ada satu solusi sih sebenarnya. Tempat favorit saya menukar uang, pom bensin. Tapi kan nggak setiap saat bensin saya habis.
Ada apa ya dengan uang seratus ribuan ini?mungkin nominalnya terlalu besar ya untuk kalangan tertentu (termasuk saya di dalamnya). Sedangkan mungkin kalau kita jalan – jalan ke mall, uang ini mungkin tidak ada artinya. Sekejap mata saja sudah melayang. Terasa sekali ketidak merataan di negriku ini.hummh.....

0 comments: