2010/01/15

Strategi Penjualan Mas Penjual Sate

Saya nggak tahu apa – apa tentang teori marketing. Blas. Namun saya sangat salut dengan apa yang dilakukan mas penjual sate langganan saya ini. Sampai sekarang saya belum tahu namanya, hehe, walaupun sering mengobrol kesana kemari. Namun si mas ini punya strategi marketing yang ulung.
Saya masih ingat dulu saya nggak tertarik blas beli sate di warungnya. Karena saya males antri. Suatu ketika, sewaktu saya lewat, kebetulan lagi sepi. Saya pun mencoba. Saya memesan seporsi dibungkus. Si mas menjawab, ”sip bos”. Mas ini biasanya memanggil pelanggannya dengan ”bos”. Bosan menunggu, saya melihat gitar tersandar di tembok. Saya pun meminjam gitar itu. Walah, tanpa disangka, mas ini agak lebay (dalam artian positif). Tidak hanya diambilkan gitarnya, saya juga disodori sebungkus rokok. Saya menolak, karena saya memang tidak merokok, namun si mas ini mengambil bangku dan meletakkan rokok itu di depan saya.
Setelah sate dibakar agak kering pesanan saya jadi, masnya pun bertanya seberapa banyak nasinya. Setelah beres semua saya pun membayar. Dan mas ini berkata, ini saya kasih bonus mas. Ini merupakan satu lagi keunikannya. Biasanya seporsi terdiri dari 10 tusuk sate dan nasi. Namun mas ini selalu memberi bonus. Kadang – kadang seporsi 11 – 12 tusuk.
Dalam hal pembayaran pun juga sangat longgar. Misalnya tidak ada kembalian, biasanya saya mengutang kurang nya pembayaran. Memang strategi ini sedikit beresiko. Namun jika yakin bahwa pelanggannya bisa dipercaya, hal ini justru akan membuat pelanggan terus kembali karena merasa masih punya hutang.
Ckckck, strategi yang kereenn..

0 comments: